ACEH – Sistem kelistrikan Aceh lumpuh setelah banjir bandang dan longsor merusak jalur transmisi utama, memicu pemadaman di Banda Aceh. PT PLN (Persero) dikerahkan melakukan perbaikan darurat di medan ekstrem dengan dukungan penuh Menteri ESDM, termasuk pengiriman material via helikopter.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan bencana tersebut menghancurkan infrastruktur listrik secara masif, terutama pada jalur transmisi antara Bireuen dan Arun.
“Enam tower roboh akibat sungai yang sebelumnya berlebar 80 meter meluas menjadi sekitar 300–400 meter sehingga tower-tower tersebut ikut terseret banjir, termasuk kabel yang turut hilang,” ujar Darmawan.
Kerusakan ini membuat pembangkit listrik di Arun tidak bisa menyalurkan daya ke Banda Aceh. Pasokan hanya bergantung pada sumber dari Nagan Raya yang kapasitasnya terbatas, sehingga masyarakat harus menghadapi pemadaman bergilir.
“Pasokan dari Nagan Raya tetap ada, tetapi kapasitasnya tidak mencukupi sehingga pemadaman terjadi secara berkala,” jelasnya.
Respons cepat pemerintah pusat menjadi kunci pemulihan. Menteri ESDM langsung meninjau lokasi bencana, termasuk ke Yonif 113 Bireuen dan titik jatuhnya tower, menggunakan helikopter. “Dalam waktu singkat, kami menerima arahan langsung dari Menteri ESDM untuk segera memperbaiki tower dan menyambung kembali transmisi dari Arun,” kata Darmawan.
Kerusakan juga terjadi pada jalur transmisi dari Bireuen ke Aceh Tengah, Takengon, dan Bener Meriah, di mana sejumlah tower rusak parah. Menteri ESDM kembali memberikan instruksi untuk memprioritaskan restorasi infrastruktur tersebut.
“Kami kembali menerima arahan Menteri ESDM untuk melakukan perbaikan tower dan kabel transmisi,” ujarnya.
Proses perbaikan menghadapi hambatan logistik ekstrem. Saat Menteri ESDM mengunjungi pos logistik PLN di Bireuen, terungkap bahwa jarak ke lokasi tower hanya sekitar dua kilometer, namun akses darat tertutup total akibat kondisi medan pascabencana.
“Jaraknya hanya dua kilometer, tetapi tak bisa ditembus karena kondisi medan,” ungkap Darmawan.
Untuk mengatasi kendala ini, PLN mengerahkan helikopter guna mengangkut material perbaikan seberat 35 ton secara bertahap. Tambahan 16 ton kabel dan peralatan penarik juga dievakuasi dari Jakarta menggunakan pesawat Hercules ke Banda Aceh, lalu diteruskan ke Bireuen menggunakan truk TNI Angkatan Udara dan Angkatan Darat sebelum kembali diangkut dengan helikopter ke titik perbaikan.
Meski kondisi sangat menantang, tim PLN berhasil menyelesaikan perbaikan tower dan penyambungan kabel. Restorasi transmisi dari Bireuen ke Takengon juga rampung secara paralel, membuka jalan bagi pemulihan pasokan listrik.
Kami berhasil memperbaiki tower dan menyambung kabel di medan yang sangat sulit hingga proses restorasi dapat dilakukan. Transmisi dari Bireuen ke Takengon juga berhasil dipulihkan,” tutur Darmawan.
Puncak upaya ini terlihat saat kunjungan Presiden RI dalam rapat terbatas di Aceh. PLN menyampaikan keyakinan bahwa aliran listrik dari Arun ke Banda Aceh akan segera pulih sehingga pasokan dapat distabilkan. “Kami optimistis dapat segera mengalirkan listrik dari Arun ke Banda Aceh dan mengoreksi pasokan listrik,” tegas Darmawan.
Bencana ini tidak hanya menguji ketangguhan infrastruktur kelistrikan Aceh, tetapi juga menegaskan pentingnya koordinasi antarlembaga dalam menghadapi dampak perubahan iklim yang semakin ekstrem.
PLN berkomitmen memperkuat sistem agar lebih siap menghadapi ancaman serupa. Warga Aceh diimbau tetap waspada dan mengikuti pembaruan resmi terkait pemulihan layanan listrik.