WASHINGTON, AS – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan komitmen kuat pemerintahannya untuk mencegah pelanggaran gencatan senjata di Jalur Gaza, yang baru saja dicapai pekan ini setelah negosiasi panjang. Langkah ini diharapkan menjadi penopang utama perdamaian di Timur Tengah, di tengah bayang-bayang ketegangan berkepanjangan antara Israel dan Hamas.
Berdasarkan laporan eksklusif Axios pada Jumat (10/10/2025), Trump secara pribadi menyampaikan pesan tegas melalui Utusan Khusus untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, serta menantunya, Jared Kushner.
Pesan tersebut dikirimkan kepada Hamas melalui mediator utama: Turki, Mesir, dan Qatar. Fokus utamanya adalah menjamin bahwa rencana perdamaian ala Trump dapat diimplementasikan tanpa hambatan, dengan pengawasan ketat untuk menghindari terulangnya pelanggaran seperti yang terjadi pada kesepakatan Maret 2025 lalu.
Pelanggaran sebelumnya telah merusak kepercayaan antar pihak dan memicu eskalasi kekerasan yang menewaskan ribuan nyawa di Gaza. Kini, Trump mengambil peran proaktif dengan membentuk satuan tugas (satgas) internasional di bawah komando AS.
Satgas ini akan berbasis di Israel dan melibatkan sekitar 200 personel militer AS, serta perwira dari Mesir, Qatar, Turki, dan Uni Emirat Arab (UEA). Tugas utamanya mencakup pemantauan real-time pelaksanaan gencatan senjata dan respons cepat terhadap dugaan pelanggaran di lapangan.
Dua pejabat senior AS yang berbicara secara anonim kepada Axios menyoroti urgensi inisiatif ini. Mereka menekankan bahwa Trump tidak hanya berjanji, tetapi juga menyediakan mekanisme konkret untuk menjaga stabilitas kawasan.
“Trump ingin mengakhiri pertumpahan darah dan memastikan semua pihak menjalankan kesepakatan itu dengan baik,” kata salah satu pejabat tersebut.
Inisiatif satgas ini menandai keterlibatan AS yang lebih mendalam di Gaza, sejalan dengan visi Trump untuk perdamaian abad ke-21 di Timur Tengah. Dengan dukungan mediator regional, harapannya kesepakatan ini tidak sekadar menjadi dokumen, tetapi menjadi fondasi bagi negosiasi lanjutan yang mencakup isu-isu krusial seperti bantuan kemanusiaan, pemulihan infrastruktur Gaza, dan dialog antarpihak.
Para analis internasional memandang langkah Trump sebagai peluang emas, meskipun tantangan tetap ada. Ketegangan pasca-gencatan senjata Gaza 2025 ini bisa menjadi titik balik, asalkan pengawasan dijalankan secara transparan dan inklusif.
Pemerintah AS sendiri menargetkan operasional satgas dimulai dalam waktu dekat guna meminimalkan risiko eskalasi baru.




