JAKARTA – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dikabarkan tengah mempertimbangkan pembicaraan langsung dengan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, meski Washington baru saja menetapkan Maduro sebagai organisasi teroris.
Menurut laporan Axios, rencana tersebut menjadi bagian penting dari strategi tekanan AS terhadap Caracas. Mengutip pejabat pemerintahan, Axios menyebut keputusan Trump ini sebagai tonggak baru dalam diplomasi keras Washington, sekaligus sinyal bahwa serangan rudal atau operasi militer tidak direncanakan dalam waktu dekat.
“Tak ada rencana untuk masuk, menembak, atau menculiknya — untuk saat ini. Saya tidak bilang tak mungkin terjadi, tetapi itu bukan rencana sekarang,” ujar seorang pejabat yang mengetahui diskusi internal, dilansir dari Anadolu, Kamis (27/11/2025).
Pejabat itu menambahkan, AS untuk sementara akan menargetkan kapal-kapal yang diduga mengangkut narkoba. “Kami akan menghancurkan kapal yang membawa narkoba. Kami akan menghentikan perdagangan narkoba,” katanya.
Belum ada jadwal pasti untuk percakapan Trump–Maduro, yang disebut masih dalam tahap perencanaan. “Maduro adalah seorang narkoteroris. Selalu gunakan istilah itu jika ingin mewakili cara pandang presiden,” kata pejabat lain.
Pada Senin, AS resmi menetapkan Kartel de los Soles yang berbasis di Venezuela sebagai organisasi teroris asing (FTO).
Dalam beberapa bulan terakhir, militer AS meningkatkan operasi di Amerika Latin dengan pengerahan Marinir, kapal perang, jet tempur, pengebom, kapal selam, dan drone. Langkah ini sempat memicu spekulasi kemungkinan serangan terhadap Venezuela, meski Trump pada Jumat lalu menyatakan akan segera berbicara dengan Maduro.
Sementara itu, Maduro sebelumnya menegaskan bahwa Venezuela siap mengadakan dialog “tatap muka” dengan Washington.