Anita, pemilik tumbler yang hilang di KRL Commuter Line, menyampaikan permintaan maaf atas polemik yang berujung pada pemecatan Argi, petugas pelayanan KRL. Permohonan maaf tersebut disampaikan bersama sang suami, Alvin, melalui video klarifikasi yang diunggah melalui instagram @alvinhrrs.
Dalam video tersebut, Alvin mengakui bahwa kontroversi yang berkembang beberapa hari terakhir merupakan konsekuensi dari tindakan dan respons mereka terkait kehilangan tumbler tersebut.
“Kami ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya, khususnya kepada saudara Argi dan semua pihak yang terkena dampak dan dirugikan atas ucapan dan perbuatan kami,” ujar Alvin
Anita sendiri menyampaikan penyesalan mendalam atas cara mereka menyikapi kejadian itu hingga memicu reaksi luas di publik.“Kami sangat sadar cara kami menyikapi kejadian ini sangat tidak bijak sehingga melukai banyak perasaan orang di luar sana,” kata Anita.
“Kami sangat sadar bahwa cara kami menyikapi kejadian ini sangat tidak bijak sehingga melukai banyak perasaan orang di luar sana,” kata Anita.
“Peristiwa ini menjadi pelajaran penting bagi kami untuk lebih hati-hati ke depannya. Dari lubuk hati kami, kami meminta maaf yang sebesar-besarnya,” tambahnya.
Kronologi Kejadian
Sebelumnya, kasus ini viral setelah seorang petugas pelayanan KRL, Argi, disebut dipecat karena diduga terlibat dalam hilangnya tumbler milik Anita yang tertinggal di kereta. Polemik mencuat setelah Anita membagikan utasan di akun Thread pribadinya, @anitadewl, mengenai kehilangan tersebut.
Peristiwa bermula pada Senin (17/11/2025) sekitar pukul 19.00 WIB, ketika Anita yang menaiki KRL rute Tanah Abang–Rangkasbitung lupa membawa cooler bag miliknya di gerbong khusus perempuan. Sekitar pukul 19.40 WIB, saat turun di Stasiun Rawa Buntu, ia menyadari barangnya tertinggal dan segera melapor kepada petugas.
Pada malam yang sama, cooler bag tersebut ditemukan dan diamankan oleh Argi, satpam PT KAI. Barang tersebut sempat didokumentasikan sebelum disimpan. Keesokan harinya, Anita dan Alvin mengambil kembali cooler bag itu di Stasiun Rangkasbitung, namun mereka mendapati isi di dalamnya—sebuah tumbler—sudah hilang.
Argi mengakui tidak memeriksa isi tas saat menerima barang tersebut karena situasi stasiun dalam kondisi ramai dan ia masih bertugas menjaga keamanan. Ia telah menghubungi Alvin untuk meminta maaf dan menawarkan membantu pencarian melalui rekaman CCTV, bahkan bersedia mengganti tumbler senilai Rp 300.000 jika tidak ditemukan.