JAKARTA – Di tengah dinamika energi dunia yang terus bergerak, sebuah kabar membanggakan kembali datang dari PT Rekayasa Industri (Rekind). Perusahaan EPC (Engineering, Procurement, and Construction) Industrial Process kebanggaan Indonesia ini dipercaya untuk kedua kalinya duduk di kursi Advisory Board Asian Downstream Summit (ADS) & Asian Refining Technology Conference, ajang internasional bergengsi, sekaligus barometer perkembangan industri hilir energi dunia.
Bukan sekadar prestasi seremonial, posisi ini menandai Perusahaan di bawah naungan Danantara dan PT Pupuk Indonesia (Persero) itu, sebagai satu-satunya kontraktor EPC Asia yang menembus jajaran advisory board sekaligus panel juri sejak tahun 2024. Sebuah pencapaian yang menegaskan, kiprah insinyur bangsa tidak hanya berdampak di tanah air, tetapi juga mendapat pengakuan global.
Asian Downstream Summit (ADS) adalah ajang bergengsi sektor hilir minyak dan gas yang setiap tahunnya mempertemukan para pemimpin industri dan pengambil keputusan penting dari berbagai negara. Forum ini menjadi ruang diskusi isu-isu strategis, mulai dari tantangan efisiensi biaya hingga upaya menghadirkan keunggulan operasional. Dengan menekankan digitalisasi dan inovasi, ADS juga membuka wawasan baru tentang arah masa depan industri energi. Tak hanya itu, ajang ini turut menampilkan praktik-praktik terbaik dalam pengelolaan aset di seluruh proses bisnis hilir.
“Ini merupakan buah kerja keras kolektif, bukan hanya individu. Kepercayaan ini menunjukkan kompetensi Rekind mewakili bangsa mampu disejajarkan dengan perusahaan-perusahaan raksasa dunia,” ungkap Direktur Utama Rekind Triyani Utaminingsih. Melalui kepercayaan itu, wanita yang akrab disapa Yani itu berharap, di kancah internasional Rekind mampu menginspirasi, karya anak bangsa mampu melampaui batas geografis.
Harumnya nama Indonesia di ajang global berasal dari kompetensi dan prestasi yang diusung Fandy Maulana Syah Rizal, yang saat ini menjabat sebagi VP Tata Kelola & Kepatuhan Rekind. Di tahun 2024 Fandy dipercaya sebagai anggota advisory board sekaligus juri pada gelaran ADS setelah di tahun sebelumnya meraih Young Engineer Award, serta proyek JTB Gas Development yang dikerjakan Rekind membawa pulang penghargaan Downstream Project of The Year pada tahun 2023.

“Kepercayaan ini tidak hanya melekat pada saya, tapi juga pada nama besar Rekind. Melalui forum ini, kita bisa membaca lebih jelas arah tren energi dunia, seperti isu carbon capture dan transisi menuju energi rendah emisi. Itu sangat bermanfaat bagi strategi pengembangan bisnis Rekind sekaligus peningkatan kompetensi engineer kita,” terang Fandy.
Sebagai anggota advisory board, Fandy bersama 15 pakar internasional lain memegang peran penting, mengkurasi puluhan abstrak, menentukan tema besar, hingga memastikan diskusi dalam forum ini benar-benar relevan dengan kebutuhan industri global. Prosesnya panjang, mulai dari pertemuan board meeting pada Januari hingga tahapan penjurian, yang biasanya dilaksanakan sejak Maret, untuk mendukung event ADS yang digelar pada Oktober.
Tugas itu mungkin terdengar teknis, namun sejatinya ini merupakan panggung intelektual di mana ide-ide masa depan energi dipertemukan. Dari Kanada, Malaysia, Thailand, hingga India, para ahli hadir membawa perspektif beragam. Di tengah jajaran nama besar Petronas hingga konsultan global, kehadiran Rekind menjadi simbol bahwa Indonesia memiliki suara yang layak didengar.
Prestasi ini juga menjadi ruang belajar yang luas. Melalui ADS, Rekind tak hanya ikut dalam percakapan global, tapi juga memperluas wawasan untuk memperkuat langkah menuju bisnis energi berkelanjutan. Apalagi, isu carbon storage kini menjadi sorotan utama sebagai langkah mengurangi emisi karbon menuju keberlanjutan lingkungan.
“Bagi Rekind, posisi ini merupakan kesempatan strategis. Kita tidak hanya mengerjakan proyek, tapi juga ikut memberi arah pada diskursus energi dunia. Itu penting untuk mempersiapkan transformasi perusahaan dalam menghadapi perubahan lanskap industri,” tambah Yani.
Dengan pengakuan global ini, Rekind sekali lagi menegaskan posisinya bukan hanya sebagai kontraktor EPC nasional, melainkan juga pemain penting dalam percaturan energi internasional. Sebuah capaian yang lahir dari dedikasi, kerja keras, dan keberanian untuk terus melangkah di jalur perubahan.***