Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) sekaligus pendiri Garuda TV, Sudaryono, menyampaikan sambutan pada AAA Conference 1.0 di Wisma Danantara, Jumat (5/12). Dalam pidatonya, ia mengungkapkan data terbaru sekaligus mengajak ribuan talenta Indonesia di luar negeri untuk pulang dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Capaian Swasembada Pangan 2025 (Data Resmi Kementan per Desember 2025)
- Beras: produksi 32,8 juta ton GKG → surplus 2,1 juta ton beras
- Jagung: produksi 19,6 juta ton pipilan kering → surplus 4,3 juta ton
- Bawang merah: produksi 2,15 juta ton → surplus 380 ribu ton (pertama kali sejak 2017)
- Cabai besar & rawit: produksi 3,45 juta ton → surplus 720 ribu ton
- Kedelai: impor turun 38 % dibandingkan 2024
- Daging sapi/kerbau: produksi naik 12 %, impor turun 22 %
“Alhamdulillah, tahun 2025 ini kita kembali mencapai swasembada beras, jagung, dan mulai surplus bawang serta cabai. Ini hasil kerja keras petani, TNI, PPL, dan dukungan teknologi,” kata Sudaryono.
Namun ia menegaskan: “Ini baru awal. Swasembada satu-dua tahun mudah. Yang sulit adalah swasembada berkelanjutan — setiap tahun, selamanya.”

Privilege dan Tanggung Jawab
Sudaryono mengingatkan para peserta — yang mayoritas akademisi universitas top dunia — tentang privilege yang mereka miliki.
“Kita bisa duduk di ruangan ber-AC, berbahasa Inggris, lulus dari kampus terbaik, punya akses informasi, kesehatan baik, dan kecerdasan di atas rata-rata. Ini semua anugerah. Tapi anugerah ini bukan untuk dinikmati sendiri.”
Tugas memecahkan masalah besar bangsa — termasuk ketahanan pangan — tidak bisa dibebankan kepada petani, nelayan, atau pedagang kecil. Itu tugas kita yang paling berpendidikan dan berprivilegi,” tegasnya.
“Pulanglah karena Panggilan”
Ia mengakui gaji di luar negeri jauh lebih besar dan hidup lebih nyaman. “Justru karena kalian sudah merasakan sistem yang baik dan teratur di sana, kalian yang paling tahu cara memperbaikinya di sini.”
“Indonesia tidak akan pernah jadi negara maju kalau yang pulang hanya yang ‘tidak laku’ di luar negeri. Indonesia hanya akan melompat kalau yang pulang adalah kalian — yang terbaik dari yang terbaik,” ujarnya.
Sudaryono menyatakan Kementerian Pertanian sedang membangun sistem AI pertanian nasional yang memberikan rekomendasi real-time: waktu tanam, varietas benih, dosis pupuk, hingga jadwal irigasi.
“Kami sangat terbuka. Kalau kalian punya aplikasi, drone, sensor tanah, model AI, atau teknologi apa pun yang bisa membantu petani — silakan hubungi saya langsung. Pintu terbuka lebar.”