MANILA – Salah satu dari dua wanita pelaku bom bunuh diri di Kota Jolo, Filipina yang terjadi pada Senin (24/8) diduga merupakan warga negara Indonesia. Hal ini disampaikan langsung oleh petinggi militer Filipina.
Dalam serangan tersebut sedikitnya ada 14 orang tewas yang terdiri dari tentara dan warga sipil setempat. Serangan ini juga melukai sekitar 75 orang di Ibu Kota Sulu, salah satu provinsi paling selatan Filipina yang juga sering dijadikan sebagai benteng kelompok bersenjata Abu Sayyaf.
Letnan Jenderal Siriloto Sobejana, panglima militer Filipina mengungkapkan bahwa salah satu penyerang tersebut diduga merupakan istri warga Indonesia dari bom bunuh diri yang terjadi di Filipina. Kamp militer menjadi sasaran bom bunuh diri dalam serangan tersebut di Kota Indanan dan di Sulu tahun 2019 lalu.
Untuk diketahui Sulu merupakan salah satu gugus pulau yang mayoritas penduduknya merupakan Muslim. Sobejana mengatakan, penyidik telah mengumpulkan jenazah tersangka untuk tes forensik, untuk menentukan siapa warga negara Indonesia, dan siapa yang melakukan penyerangan.
Ada juga laporan bahwa salah satu penyerangnya adalah putri pasangan Indonesia yang berada di balik pemboman bunuh diri di gereja Katolik di Jolo pada Januari 2019 – sebuah insiden yang menewaskan lebih dari 20 orang.
Dua insiden pada hari Senin, tidak jauh dari gereja, adalah salah satu dari setidaknya enam bom bunuh diri dalam tiga tahun terakhir, sebuah modus serangan yang sebelumnya jarang terjadi di Filipina.