KIEV, UKRAINA – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan penolakannya terhadap usulan pertukaran wilayah sebagai solusi untuk mengakhiri konflik bersenjata dengan Rusia. Dalam konferensi pers di Kiev, Zelensky menyinggung ketidakseriusan Rusia dalam upaya diplomasi, menuduh Presiden Vladimir Putin “takut berbicara” dengannya untuk mencari solusi damai.
“Kami siap berdiplomasi, tidak masalah dengan hal itu di sini. Masalahnya, menurut saya, Putin pada dasarnya takut berbicara dengan saya soal mengakhiri perang,” tegas Zelensky usai bertemu dengan Presiden Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (EBRD), Odile Renaud-Basso.
Pernyataan ini muncul di tengah tekanan internasional, termasuk dari Amerika Serikat dan Uni Eropa, yang mendorong jalur diplomasi untuk menghentikan perang yang telah berlangsung sejak Februari 2022.
Zelensky menegaskan bahwa Ukraina tetap terbuka untuk negosiasi, namun menolak keras ide pertukaran wilayah sebagai syarat perdamaian. Ia juga menyinggung dekret 2022 yang melarang negosiasi dengan Rusia selama Putin masih berkuasa, meski ia menegaskan aturan itu tidak membatasi dirinya untuk berdialog.
“Saya yakin tim kami (AS-Ukraina) akan bekerja sama. Tidak ada rencana lain,” ujar Zelensky, menegaskan kesiapan Ukraina menjalin komunikasi resmi dengan AS untuk merumuskan rencana perdamaian.
Konflik Rusia-Ukraina, yang kini memasuki tahun ketiga, terus memicu ketegangan global. Rusia saat ini menguasai sekitar 20% wilayah Ukraina, termasuk sebagian besar wilayah timur dan selatan.
Sementara itu, serangan balasan Ukraina, termasuk operasi di wilayah Kursk, Rusia, menunjukkan upaya Kyiv untuk memperkuat posisi tawar dalam negosiasi.
Namun, usulan pertukaran wilayah yang sempat mencuat ditolak mentah-mentah oleh Moskow, dengan Kremlin menyebutnya “mustahil” melalui juru bicara Dmitry Peskov.
Zelensky juga menyinggung pentingnya dukungan AS dalam menghadapi agresi Rusia. Ia berharap kerja sama dengan pemerintahan baru AS di bawah Presiden Donald Trump dapat mempercepat penyelesaian konflik.
“Diplomasi tidak mungkin dilakukan tanpa Rusia, tanpa Putin,” tambahnya, mengutip pandangan AS dan Uni Eropa.
Meski demikian, Zelensky menegaskan bahwa Ukraina tidak akan mengorbankan integritas wilayahnya.
Penolakan terhadap pertukaran wilayah ini mencerminkan sikap teguh Kyiv untuk mempertahankan kedaulatan, di tengah meningkatnya tekanan internasional untuk mencari solusi damai.




