JAKARTA – Sebagai upaya memperluas akses pendidikan bagi masyarakat kurang mampu, pemerintah resmi menetapkan 45 lokasi Sekolah Rakyat yang siap beroperasi tahun ini.
Program ini merupakan bagian dari inisiatif besar yang melibatkan pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan sektor swasta, dengan total 198 lokasi yang telah diusulkan untuk pembangunan.
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf mengungkapkan bahwa daerah yang mengusulkan pendirian Sekolah Rakyat harus menyediakan gedung yang dapat direvitalisasi atau lahan kosong minimal 5 hektare. Fasilitas ini akan disesuaikan dengan kebutuhan pendidikan berbasis inklusi dan pemberdayaan.
“Daerah mengusulkan, baik berupa gedung yang perlu direvitalisasi atau disesuaikan dengan kebutuhan penyelenggaraan Sekolah Rakyat.”
“Atau yang kedua berupa tanah kosong, minimal 5 – 10 hektare,” jelas Saifullah Yusuf dalam rapat pleno persiapan Sekolah Rakyat bersama kementerian dan lembaga terkait di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta, Rabu (19/3/2025).
Mulai Beroperasi Juli 2025
Pelaksanaan Sekolah Rakyat dijadwalkan dimulai pada Juli 2025, bertepatan dengan tahun ajaran baru. Untuk mendukung kelancaran program, penerimaan siswa dan rekrutmen guru akan dimulai pada April 2025.
Seleksi calon siswa dilakukan secara ketat dan berbasis data, menggunakan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional sebagai referensi utama.
Selain seleksi administratif, siswa juga akan menjalani tes akademik, psikotes, kunjungan rumah, serta wawancara dengan orang tua, guna memastikan penerima manfaat benar-benar berasal dari keluarga yang membutuhkan.
Sementara itu, guru yang akan mengajar di Sekolah Rakyat direkrut dari 60.000 lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Pemerintah juga sedang mempertimbangkan penugasan guru ASN ke sekolah-sekolah ini.
Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, M. Nuh, menegaskan bahwa guru yang terpilih harus memiliki tidak hanya kompetensi akademik yang kuat, tetapi juga empati sosial terhadap siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Bangun Generasi Mandiri dan Digital
Lebih dari sekadar menyediakan pendidikan gratis, Sekolah Rakyat dirancang untuk menjadi solusi dalam memutus rantai kemiskinan.
Lulusan sekolah ini diharapkan memiliki keterampilan yang memungkinkan mereka melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi atau langsung masuk ke dunia kerja.
M. Nuh menambahkan bahwa siswa akan mendapatkan akses ke beasiswa Bidik Misi untuk kuliah di perguruan tinggi.
Selain itu, pembelajaran berbasis keterampilan digital menjadi salah satu fokus utama dalam kurikulum Sekolah Rakyat.
Para siswa akan dibekali dengan coding, cybersecurity, dan data sains sejak dini, memastikan mereka memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan zaman.
“Jadi anak-anak SMA atau SMP nanti itu sudah kita kenalkan dengan coding, cybersecurity, data sains dan sebagainya,” kata M. Nuh.
Dengan konsep yang inovatif, Sekolah Rakyat tidak hanya membuka akses pendidikan yang lebih luas, tetapi juga membekali generasi muda dengan keterampilan yang relevan dan berdaya saing tinggi.***