JAKARTA – Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, menjadi saksi kedatangan enam calon duta besar (dubes) Republik Indonesia untuk negara-negara sahabat pada Sabtu pagi (5/7/2025). Mereka hadir untuk menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) di Komisi I DPR RI, sebuah tahapan krusial sebelum resmi mengemban tugas diplomatik di panggung internasional.
Pantauan di lapangan menunjukkan, keenam calon dubes tiba sejak pukul 09.00 WIB, tampil rapi dengan setelan jas hitam. Mereka adalah figur-figur pilihan yang akan mewakili Indonesia di sejumlah negara strategis. Berikut daftarnya:
- Abdul Kadir Jaelani, calon Dubes untuk Jerman (Berlin)
- Redianto Heru Nurcahyo, calon Dubes untuk Slovakia (Bratislava)
- Umar Hadi, calon Perwakilan Tetap Republik Indonesia (PTRI) di New York
- Hotmangaradja Pandjaitan, calon Dubes untuk Singapura
- Nurmala Kartini Sjahrir, calon Dubes untuk Jepang (Tokyo)
- Indroyono Soesilo, calon Dubes untuk Amerika Serikat (Washington DC)
Uji Kelayakan yang Penuh Tantangan
Komisi I DPR RI, yang bertugas mengawal proses ini, akan mendalami sejumlah aspek penting dari para calon dubes. Menurut Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Budisatrio Djiwandono, fokus uji kelayakan adalah memastikan kompetensi dan kesiapan para kandidat dalam menghadapi dinamika geopolitik global.
“Kami berharap dengan situasi geopolitik dan situasi global yang seperti ini, nama-nama yang diusulkan sebaiknya orang-orang yang paham,” ujar Ketua DPR RI Puan Maharani dalam pernyataan sebelumnya.
Selain kemampuan diplomatik, para calon dubes juga harus dapat diterima oleh negara tujuan. Proses ini dilakukan secara tertutup, sesuai Pasal 231 Peraturan DPR RI Nomor 1 Tahun 2020, untuk menjaga integritas dan kerahasiaan pembahasan.
“Jadi jangan sampai berpikir salah. Coba baca aturannya. Bukannya dirahasia-rahasiain,”tegas Puan, menepis anggapan bahwa proses ini sengaja disembunyikan dari publik.
Sorotan pada Nama-Nama Besar
Di antara para kandidat, dua nama mencuri perhatian: Nurmala Kartini Sjahrir, adik Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut B. Pandjaitan, yang diusulkan sebagai Dubes Jepang, dan Indroyono Soesilo, mantan Menko Kemaritiman era Presiden Joko Widodo, yang diajukan untuk mengisi pos di Amerika Serikat. Kehadiran mereka menambah bobot pada proses seleksi ini, mengingat pengalaman dan latar belakang masing-masing figur.
Nurmala, yang tiba dengan mengenakan kemeja putih dan blazer biru dongker, hanya melempar senyum kepada awak media tanpa berkomentar. Sementara itu, Indroyono Soesilo, yang memiliki rekam jejak panjang di pemerintahan, diharapkan mampu membawa pengalaman strategisnya ke Washington DC.
Proses yang Dinamis dan Strategis
Uji kelayakan ini merupakan bagian dari mekanisme yang lebih besar, di mana DPR telah menerima Surat Presiden (Surpres) perihal usulan 24 calon dubes untuk berbagai negara dan organisasi internasional.
“Pimpinan dewan telah menerima surat dari Presiden RI nomor R3 tanggal 1 Juli 2025 hal permohonan pertimbangan bagi calon duta besar LBPRI untuk negara sahabat dan organisasi internasional,” kata Puan dalam Rapat Paripurna pada 3 Juli 2025.
Proses ini tidak hanya menyoroti kualifikasi individu, tetapi juga peran strategis Indonesia di kancah global. Dengan sejumlah kedutaan besar yang saat ini masih kosong, seperti di Amerika Serikat, pengisian pos dubes menjadi prioritas untuk memperkuat hubungan bilateral dan multilateral Indonesia.
Apa yang Diharapkan dari Calon Dubes?
Menurut Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin, uji kelayakan bukanlah sekadar tes formal, melainkan rapat dengar pendapat untuk memberikan rekomendasi.
“Kami hanya memberikan semacam rekomendasi, penekanan-penekanan apa saja kepada para calon atau mungkin kalau calon itu tidak cocok, kami hanya menyerahkan pindah tempat. Jadi, bukan test ya,” ungkapnya.
Dengan dinamika geopolitik yang semakin kompleks, calon dubes diharapkan mampu menjadi duta yang tidak hanya kompeten, tetapi juga mampu membawa nama baik Indonesia di mata dunia. Publik kini menanti hasil dari proses ini, yang akan diumumkan setelah pembahasan selesai.