PAPUA – Seorang ibu hamil bernama Irene Sokoy (32) bersama bayi yang dikandungnya meninggal dunia setelah ditolak empat rumah sakit di wilayah Kabupaten dan Kota Jayapura, Provinsi Papua. Peristiwa nahas ini terjadi pada Senin, 17 November 2025 dini hari dan memicu kemarahan publik.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian bermula ketika Irene yang sudah memasuki masa persalinan mendesak dibawa keluarga ke beberapa rumah sakit, namun terus mendapatkan penolakan. Korban akhirnya meninggal dalam perjalanan menuju RSUD Dok II Jayapura sekitar pukul lima pagi.
“Kematian seorang ibu hamil, Irene Sokoy, dan bayinya adalah tragedi yang memilukan. Empat rumah sakit diduga menolak korban,” ungkap Kepala Kampung Hobong, Distrik Sentani, Abraham Kabey, Minggu 23 November 2025.
Abraham menegaskan bahwa penolakan berulang tersebut sangat melukai hati masyarakat setempat yang merasa ditinggalkan sistem kesehatan.
Suami korban, Neil Kabey, tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Ia menyesalkan absennya dokter saat istrinya dalam kondisi darurat.
“Kalau saat itu di RSUD Yowari ada dokter, saya yakin istri dan anak saya masih hidup. Kenapa tidak ada dokter pengganti jika memang dokter saat itu tidak ada,” kata Neil dengan nada kecewa.
Menanggapi peristiwa ini, Gubernur Papua Matius D. Fakhiri langsung menyampaikan permohonan maaf sekaligus dukacita mendalam kepada keluarga korban.
“Saya baru mau memulai, tetapi Tuhan sudah memberikan satu contoh kebobrokan pelayanan kesehatan di Provinsi Papua. Saya mohon maaf dan turut berduka yang mendalam atas kejadian dan kebodohan jajaran pemerintah, mulai dari atas sampai ke tingkat bawah. Ini kebodohan yang luar biasa yang dilakukan oleh pemerintah,” tegas Fakhiri dalam pernyataan resminya.
Gubernur tidak hanya berhenti pada permintaan maaf. Ia berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh dan mengganti seluruh direktur rumah sakit di bawah naungan Pemerintah Provinsi Papua.
Lebih lanjut, Fakhiri mengungkap banyak alat kesehatan vital di rumah sakit-rumah sakit tersebut rusak akibat kelalaian pengelolaan.
“Hal ini sudah saya sampaikan langsung kepada Menteri Kesehatan untuk memperbaiki pelayanan kesehatan di rumah sakit yang ada di Provinsi Papua. Saya yakin sekat-sekat yang merusak pelayanan akan diperbaiki,” tandasnya.
Kasus penolakan pasien yang berujung kematian ini kembali membuka buruknya pelayanan kesehatan di Tanah Papua dan memicu sorotan tajam terhadap kesiapan fasilitas medis darurat di wilayah tersebut.