BEIJING – Tiongkok ambil tindakan serius untuk mengurangi korban jiwa akibat bencana banjir besar yang mengancam negara tersebut. Hingga saat ini sudah ribuan penduduk dievakuasi ke tempat yang lebih aman, otoritas setempat juga sudah membuat tanggul darurat untuk menahan air.
Pada Selasa (22/7) bencana tanah longsor terjadi sekitar 1,5 meter kubik tanah jatuh menghantam anak sungai Yangtze dekat kota Enshi di provinsi Hubei, seperti yang dilaporkan kantor berita Xinhua mengutip Reuters.
Ahli cuaca negara bagian Tiongkok mengatakan pada Rabu (22/7) bahwa negara tersebut dilanda hujan deras pada paruh pertama minggu ini dan semakin meningkatkan resiko banjir yang sedang terjadi di Tiongkok.
Peringatan zona merah telah diumumkan di provinsi Anhui dan Jiangxi, yang berada di sekitar sungai Yangtze. Kementerian sumber daya air China juga memperingatkan pada hari Selasa bahwa tingkat air di Yangtze dan danau yang tepat berada di sebelah sungai Yangtze akan terus meningkat seiring waktu.
Para pejabat kementerian mengatakan bahwa mereka perlu mengawasi ketinggian air di Bendungan Tiga Ngarai, jika bendungan ini penuh maka resiko yang ditimbulkan akan lebih besar lagi. Untuk saat ini volume air di bendungan ngarai 16 meter lebih tinggi dari volume air dengan status aman.
Waduk Tiga Ngarai Dinilai Kurang Efisien
Ahli Geografis Universitas Alabama David Shankman, mengungkapkan Bendungan Tiga Ngarai ini tidak melakukan tugasnya menampung air dengan baik, ia juga menyebut ada beberapa kejadian yang tidak akan bisa dihindari manusia.
“Salah satu pembenaran utama untuk Bendungan Tiga Ngarai adalah pengendalian banjir, tetapi kurang dari 20 tahun setelah selesai (dibangun) kami memiliki (kasus) air banjir tertinggi dalam sejarah,” kata David.