LOMBOK – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memberikan pembaruan informasi mengenai gempa bumi yang terjadi pada Selasa (29/8) dini hari. Awalnya, gempa ini dilaporkan terjadi di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, namun sekarang telah dipastikan bahwa pusat gempa berada di Lombok, Nusa Tenggara Barat, dengan kekuatan magnitudo 7,1.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan mengapa terjadi perubahan data yang cukup signifikan. Ia mengungkapkan bahwa data awal yang menyebutkan gempa di Tanah Bumbu adalah data pendahuluan atau info cepat. Data ini dikeluarkan hanya 2 menit 20 detik setelah gempa terjadi, namun masih dalam proses pengolahan dan belum final.
Daryono menjelaskan, “Fluktuasi perubahan data prosesing masih terus berlangsung. Tapi BMKG harus info cepat, akhirnya 2 menit disebar. Tapi belum final karena data belum terkumpul seluruhnya. Nah, muncul lah 7,4 dekat Kalsel. Didiseminasikan. BMKG terus bekerja dengan data baru sensor-sensor gempa se-Indonesia, akhirnya final di 7,1 utara Lombok.”
Ia menambahkan, “Kenapa harus cepat dan tidak menunggu hasil final? Karena BMKG merupakan lembaga peringatan dini tsunami. Harus cepat.”
Data terbaru dari BMKG menunjukkan bahwa gempa magnitudo 7,1 di Lombok berpusat di laut sekitar 163 km Timur Laut Lombok Utara. Koordinat tepatnya adalah 6,94 Lintang Selatan dan 116,57 Bujur Timur dengan kedalaman 525 kilometer. Gempa terjadi pada pukul 02.55 WIB. Intensitas gempa dirasakan (Skala MMI) mencapai V di Kuta, IV di Gianyar, IV di Denpasar, IV di Waingapu, IV di Lombok, III-IV di Karangkates, III di Kuta Selatan, III di Tabanan, II-III di Trenggalek, II di Bantul, dan II di Blitar.
Saat ini belum ada laporan mengenai korban atau kerusakan yang diakibatkan oleh gempa ini. Namun, BMKG menyatakan bahwa gempa ini tidak berpotensi menyebabkan tsunami. BMKG juga mengingatkan agar masyarakat waspada terhadap gempa susulan yang mungkin terjadi. Sebelumnya, BMKG telah melaporkan gempa magnitudo 7,4 di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.