BANGKOK – Gempa bumi dahsyat 7,7 Magnitudo mengguncang Thailand dan Myanmar pada Jumat (28/03/2025) siang, menyebabkan kerusakan parah di wilayah terdampak.
Pada saat kejadian, suara sirene menggema di seluruh pusat kota Bangkok, sementara lalu lintas yang sudah padat semakin macet akibat kepanikan warga. Sistem transportasi cepat layang dan kereta bawah tanah dihentikan sementara.
Pemerintah kota Bangkok menetapkan kota ini sebagai daerah bencana guna mempercepat koordinasi bantuan dan penanganan darurat.
Wilayah metropolitan Bangkok sendiri dihuni oleh lebih dari 17 juta orang, banyak di antaranya tinggal di apartemen bertingkat tinggi.
Seperti dikutip dari WtopNews, April Kanichawanakul, seorang pekerja kantoran di pusat kota Bangkok, awalnya tidak menyadari bahwa itu adalah gempa bumi. “Saya pikir saya hanya merasa pusing,” katanya.
Ia dan rekan-rekannya segera berlari menuruni tangga dari lantai 10 gedung Tonson Tower dan menunggu di luar sampai ada tanda aman untuk kembali masuk.
Sementara itu, seorang turis asal Skotlandia, Fraser Morton, yang sedang berbelanja peralatan kamera di salah satu mal di Bangkok, mengungkapkan bahwa awalnya ia berjalan tenang, tetapi kemudian bangunan mulai bergoyang hebat.
“Banyak orang menjerit, panik, berlari ke arah yang salah di eskalator. Saya melihat banyak benda berjatuhan dan suara benturan keras di dalam mal,” katanya.
Seperti Morton, ribuan orang berlarian keluar dari pusat perbelanjaan, gedung tinggi, dan apartemen menuju Taman Benjasiri di sepanjang Jalan Sukhumvit yang sibuk.
Banyak yang berusaha menghubungi keluarga mereka, sementara yang lain mencari tempat berteduh dari terik matahari siang.
“Saya melihat ke atas dan gedung itu bergoyang, debu dan reruntuhan berjatuhan, benar-benar mengerikan,” tambah Morton.
Voranoot Thirawat, seorang pengacara yang bekerja di pusat kota Bangkok, pertama kali menyadari ada yang tidak beres ketika melihat lampu berayun.
Kemudian, ia mendengar suara gemeretak dari bangunan yang bergerak akibat getaran.
Ia dan rekan-rekannya berlari turun 12 lantai. “Seumur hidup saya, belum pernah ada gempa seperti ini di Bangkok,” katanya.
Paul Vincent, seorang turis asal Inggris, sedang berada di sebuah bar tepi jalan saat gempa terjadi.
“Tiba-tiba, semua orang keluar ke jalan, banyak yang berteriak dan panik, membuat situasi semakin buruk,” ujarnya.
Saat berada di jalan, ia melihat sebuah gedung tinggi bergoyang dan air tumpah dari kolam renang di atapnya.
“Saat melihat itu, saya baru benar-benar sadar… Orang-orang menangis di jalan, dan kepanikan luar biasa,” katanya.***