JAKARTA – Setelah debut yang penuh harapan di kelas utama bersama Trackhouse Aprilia, perjalanan Ai Ogura pada MotoGP mengalami hambatan besar akibat serangkaian cedera. Kecelakaan hebat di Silverstone memaksanya berhenti di tengah musim, dan meski sempat kembali ke jalur positif, cedera lain menghalanginya pada MotoGP San Marino, membuat pembalap asal Jepang itu terpaksa melewatkan paruh kedua musim 2025.
Absen pada tes di Misano, Ogura juga terpaksa mundur dari balapan kandangnya di Jepang karena rasa sakit yang timbul akibat cedera tangan. Di Indonesia, dua pekan lalu, ia memilih untuk tidak membalap sama sekali. Alhasil, dari tiga Grand Prix terakhir, Ogura hanya mampu mengumpulkan satu poin dari total 111 poin yang dipertaruhkan, sehingga posisinya merosot ke urutan ke-17 di klasemen.
Namun, pada Kamis (16/10/2025), menjelang GP Australia, Ogura menjalani pemeriksaan medis di klinik sirkuit. Dr. Angel Charte memberikan izin untuknya kembali turun ke lintasan pada hari Jumat.
Dalam pernyataannya kepada media, Ogura menjelaskan alasan ketidakhadirannya di Mandalika. “Di Motegi, saya tidak membalap pada Minggu karena saya merasa hanya sekitar 70 persen. Kemudian, tangan saya semakin nyeri, dan di Mandalika, kondisi saya lebih buruk. Jadi saya memilih untuk melewatkan balapan dan fokus untuk siap di balapan berikutnya,” jelasnya, dilansir dari Motorsport.
Setelah libur panjang dua pekan, Ogura mengungkapkan bahwa ia hanya menjalani latihan ringan, seperti bersepeda, tanpa sentuhan motor. “Saya tidak mencoba motor sama sekali. Sebelum Motegi, saya sempat coba naik motor, tapi rasanya itu bukan ide bagus, jadi saya memilih untuk bersepeda saja di sini,” ujarnya.
Tentu saja, keputusan untuk tidak ikut balapan di Motegi sangat mempengaruhi Ogura, terlebih sebagai pembalap Jepang yang baru pertama kali tampil di MotoGP. “Saya ada di sana hanya untuk menyelesaikan balapan, saya pikir bisa saja finis, tetapi saya tidak ingin finis terakhir. Bagi saya, balapan di hari Minggu hanya untuk finis terakhir tidak ada gunanya, jadi itu adalah keputusan yang sangat sulit,” tambahnya, menceritakan frustrasinya.




