JAKARTA – Amerika Serikat akan terus melancarkan serangan terhadap kelompok Houthi di Yaman hingga mereka menghentikan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah, ujar Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth pada Minggu (16/3/2025).
“Ini bukan aksi semalam saja. Serangan ini akan terus berlanjut sampai mereka mengatakan, ‘Kami berhenti menembaki kapal. Kami berhenti menyerang aset,'” kata Hegseth dalam wawancara dengan Fox News.
Pernyataan tersebut disampaikan sehari setelah AS melakukan serangan udara yang menewaskan sedikitnya 31 orang di kelompok Houthi. Sebelumnya, Presiden Donald Trump telah memperingatkan bahwa “neraka akan menghujani mereka” jika serangan terhadap kapal di Laut Merah tidak dihentikan.
“Kami tidak menginginkan perang berkepanjangan yang terbatas di Timur Tengah. Kami juga tidak peduli dengan apa yang terjadi dalam perang saudara di Yaman,” tambah Hegseth.
“Tujuan kami adalah menghentikan serangan terhadap aset-aset di jalur perairan kritis ini dan mengembalikan kebebasan navigasi, yang merupakan kepentingan nasional utama Amerika Serikat,” jelasnya lebih lanjut.
Hegseth juga menuduh Iran telah mendukung kelompok Houthi “terlalu lama” dan memperingatkan bahwa mereka sebaiknya mundur dari konflik ini.
Sementara itu, juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, mengatakan kelompoknya menargetkan kapal induk AS dengan rudal balistik dan drone sebagai balasan atas serangan udara Amerika. Saree menyebut operasi tersebut sebagai “operasi militer berkualitas tinggi” yang menargetkan USS Harry S. Truman dan kapal-kapal pengawalnya di Laut Merah utara.
“Kelompok kami tidak akan ragu untuk menyerang semua aset angkatan laut AS di Laut Merah dan Laut Arab sebagai pembalasan,” tambahnya.
Di sisi lain, Iran menyatakan bahwa Houthi membuat keputusan strategis mereka secara independen. Komandan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) menegaskan bahwa Yaman adalah negara merdeka dengan kebijakan sendiri, dan Houthi bertindak sebagai perwakilan rakyat Yaman dalam mengambil keputusan tersebut.
Sejak akhir 2023, Houthi telah menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah sebagai bentuk solidaritas dengan Jalur Gaza. Serangan ini mengganggu perdagangan global, namun kelompok Houthi sempat menghentikan serangan setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas pada Januari. Meski demikian, mereka mengancam akan melanjutkan serangan jika Israel terus memblokade bantuan ke Gaza.