Bandar narkoba terbesar dan terkaya di dunia sepanjang sejarah sampai saat ini masih ditempati oleh Pablo Escobar yang kekayaannya tercatat mencapai US$30 miliar atau hampir setara dengan Rp487 triliun dalam kurs Rupiah saat ini.
Peredaran obat-obatan terlarang atau narkoba adalah isu yang selalu meresahkan bagi seluruh negara di segala penjuru dunia.
Di Indonesia sendiri, baru-baru ini dilaporkan tiga polisi dari Satnarkoba Polres Lahat ditusuk saat mencoba menangkap bandar narkoba di Desa Simpang III Pumu, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, pada Rabu (22/1/2025) dini hari.
Seorang korban bernama Bripda Faras Naban Atala (23) tewas ditempat akibat tikaman bandar narkoba yang digerebeknya. Sementara dua lagi, yaitu Brigadir Didit Prasetya dan Bripka Kunto Wibisono dikabarkan masih dirawat intensif di rumah sakit akibat luka tusukan.
Hingga saat ini, narkoba masih menjadi ancaman nyata di Indonesia dan juga beberapa negara lainnya di dunia.
Beberapa bandar narkoba terbesar yang tercatat sepanjang sejarah bahkan diketahui memiliki kekayaan fantastis hasil dari menjual obat-obatan terlarang yang merugikan negara dan merusak orang-orang yang menjadi pemakainya.
Deretan Bandar Narkoba Terbesar dan Terkaya Sepanjang Sejarah
Berikut ini adalah deretan nama-nama bandar narkoba terbesar di dunia yang tercatat memiliki jumlah kekayaan fantastis hasil dari perdagangan narkoba:
1. Pablo Escobar
Bandar narkoba terbesar dan terkaya di dunia yang menempati puncak di daftar ini adalah Pablo Escobar, pemimpin Kartel Medelin yang terkenal paling bengis di Kolombia. Diketahui, kekayaannya bahkan mencapai US$30 miliar atau hampir setara dengan Rp487 triliun.
Escobar terkenal dengan kecerdikan dan keterampilannya dalam membuat strategi penyelundupan ke Amerika Serikat. Ia bahkanpernah berhasil menyelundupkan 80% kokain ke Amerika Serikat.
Meski apa yang dilakukannya masuk ke dalam ranah kriminal, kelihaian Escobar diakui dan mendapatkan pujian dari pemerintah AS karena dirinya berhasil menemukan rute penyelundupan ke AS dengan sangat rapi dan aman.
Setelah bertahun-tahun menjadi buronan, Escobar akhirnya ditangkap oleh pasukan khusus Kolombia pada tahun 1993. Ia ditahan di penjara mewah yang ia bangun sendiri, namun kemudian berhasil melarikan diri.
Setelah beberapa bulan dikejar, Escobar akhirnya tewas dalam sebuah insiden tembak-menembak dengan pasukan keamanan pada 2 Desember 1993.
2. Amado Carrillo Fuentes
Amado Carrillo Fuentes, yang dikenal dengan julukan “The Lord of the Skies,” merupakan salah satu bandar narkoba terbesar dalam sejarah.
Fuentes mendapatkan julukan tersebut berkat strategi uniknya mendistribusikan narkoba menggunakan armada jet yang sangat besar. Kekayaannya diperkirakan mencapai US$25 miliar atau sekitar Rp405 triliun.
Seperti Pablo Escobar, Fuentes dikenal kejam dan tanpa ampun. Ia bahkan membunuh bosnya sendiri demi mengambil alih kendali Kartel Juárez, yang kemudian menjadi salah satu organisasi penyelundupan narkoba paling berpengaruh di Meksiko dan Amerika Serikat.
Kerajaan narkoba Fuentes bernilai miliaran dolar dan menjadi target utama pihak berwenang. Untuk menghindari penangkapan, Fuentes kemudian mencoba mengubah penampilannya melalui operasi plastik.
Nahas, upaya tersebut berakhir tragis. Fuentes meninggal dunia karena operasinya gagal dan ia alat bantu pernapasannya tidak berfungsi.
3. Dawood Ibrahim Kaskar
Dawood Ibrahim Kaskar, bandar narkoba terbesar dunia asal Mumbai, India, adalah pendiri D-Company, sindikat kejahatan besar yang beroperasi di India, Asia Selatan, Afrika, Eropa, hingga Timur Tengah.
Gilanya, sindikat ini bahkan disebut-sebut terhubung dengan al-Qaeda dan mendanai beberapa film Bollywood.
Pada 2003, Dawood Ibrahim resmi dinyatakan sebagai teroris global. Di tahun 2011, namanya juga bahkan terdaftar dalam “Sepuluh Penjahat Paling Dicari di Dunia”, atas tuduhan terorisme, perdagangan narkoba, dan pembunuhan.
Hingga kini, tak ada yang mengetahui di mana keberadaan Dawood Ibrahim. Namun, statusnya sebagai orang paling dicari di dunia masih terus aktif dan dalam pantauan lembaga intelijen dunia.
Adapun kekayaan yang dimiliki Dawood Ibrahim dari hasil berbagai bisnis ilegalnya itu diperkirakan telah mencapai US$6,7 miliar atau sekitar Rp108,5 triliun.
4. Jorge Luis Ochoa Vasquez
Bandar narkoba terbesar sepanjang sejarah selanjutnya adalah Jorge Luis Vasquez, seorang anggota utama Kartel Medellín yang berbahaya di tahun 198-0an.
Bersama dengan saudara-saudaranya, yakni Juan David dan Fabio Ochoa, Ochoa bersaudara ini terkenal dalam pembuatan, pendistribusian, dan pemasaran kokain di dunia.
Selama menjadi mafia terbesar di dunia, Jorge terdaftar di Forbes sebagai salah satu dari 20 orang terkaya di dunia dengan harta senilai $6 miliar atau setara Rp97 triliun.
Pada 1991, Ochoa Vásquez dan saudara-saudaranya menyerahkan diri kepada pemerintah Kolombia untuk menghindari konflik dengan pemerintah.
Mereka dipenjara singkat dan dibebaskan pada 1996, dilindungi dari ekstradisi karena kesepakatan saat itu.
Pada tahun 1999, ia kemudian ditangkap lagi atas tuduhan perdagangan kokain dan diekstradisi ke AS pada 2001, di mana ia dijatuhi hukuman 30 tahun penjara pada 2003.
Selama masa hukuman, properti bernilai jutaan dolar miliknya disita pemerintah Kolombia. Permohonan pembebasan lebih awalnya ditolak pada 2020, tetapi ia akhirnya bebas pada 3 Desember 2024 dan dideportasi ke Kolombia pada 23 Desember.
5. Khun Sa
Khun Sa, bandar narkoba terbesar asal Burma (kini Myanmar) berdarah Tiongkok, dikenal sebagai “Raja Candu” karena jaringan penyelundupan opiumnya yang mendominasi Segitiga Emas sejak 1976.
Dengan latar belakang pelatihan militer bersama Tentara Burma dan Kuomintang, ia membangun kerajaan narkoba yang besar, menjadikannya salah satu target utama Amerika Serikat dalam perang melawan narkoba.
Saat menjalankan kerajaannya narkobanya itu, kekayaan Khun Sa bahkan diperkirakan mencapai $5 miliar atau setara Rp80 triliun.
Pada 1989, pengadilan New York menuduhnya mengimpor 1.000 ton heroin, bahkan menawarkan hadiah sebesar 2 juta dolar AS untuk penangkapannya.
Namun, Khun Sa menyerahkan diri kepada pemerintah Myanmar pada 1996 dan tidak pernah diekstradisi ke AS.
Ia kemudian menghabiskan sisa hidupnya di Yangon hingga meninggal pada 26 Oktober 2007 di usia 73, dan dimakamkan di Pemakaman Yeway, North Okkalapa.
6. Jose Gonzalo Rodriguez Gacha
Jose Gonzalo Rodriguez, dikenal sebagai “El Mexicano” adalah pelopor jalur perdagangan narkoba dari Meksiko hingga Houston, Texas, dan Los Angeles, California.
Kekayaan yang dikumpulkannya melalui bisnis ini sangatlah fantastis hingga mencapai $5 miliar atau setara Rp80 triliun.
Operasi besarnya berpusat di Panama hingga California, didukung oleh laboratorium kokain raksasa bernama Tranquilandia di hutan.
Laboratorium tersebut diketahui mempekerjakan 2.000 orang dan mampu memproduksi serta mengemas kokain dalam jumlah besar.
Tranquilandia dihancurkan oleh DEA dan Kepolisian Nasional Kolombia, termasuk 13 metrik ton kokain yang disita.
Gacha, yang memiliki banyak musuh seperti Kartel Cali, pemerintah Kolombia, dan DEA, akhirnya tewas pada usia 42 tahun dalam serangan udara menggunakan senapan mesin dari helikopter polisi.
7. Gilberto Rodriguez Orejuela
Gilberto Rodríguez Orejuela, bersama saudaranya Miguel dan José Santacruz Londoño, mendirikan Kartel Cali, salah satu sindikat narkoba terbesar di dunia.
Awalnya, kartel ini memperdagangkan ganja sebelum berekspansi ke kokain, menjadikannya target utama Polisi Nasional Kolombia.
Setelah bertahun-tahun bersembunyi, pelarian Gilberto berakhir pada 1995 ketika polisi menemukannya bersembunyi di lemari kamar mandi.
Ia divonis 15 tahun penjara, sempat dibebaskan sementara, namun kembali ditangkap karena kasus konspirasi kokain dan pencucian uang.
Gilberto menjalani hukuman 30 tahun di Lembaga Pemasyarakatan Federal Butner, Carolina Utara. Nilai kekayaan yang dikumpulkannya dari hasil pedagangan narkoba sangatlah fantastis, mencapai $3 miliar atau setara Rp48,5 triliun.
8. Carloz Lehder
Carlos Lehder adlah salah satu bandar narkoba terbesar asal Kolombia, dikenal sebagai salah satu pendiri Kartel Medellín dan pemain utama dalam perdagangan kokain global. Kekayaannya adalah sekitar $2,7 miliar atau setara Rp43,8 triliun.
Ia mengoperasikan jaringannya dari Pulau Norman’s Cay, Bahama, yang menjadi pusat transit kokain menuju Amerika Serikat.
Selain berbisnis narkoba, Lehder aktif di politik dengan mendirikan organisasi Muerte a Secuestradores, yang menentang perjanjian ekstradisi Kolombia-AS.
Pada 1987, ia ditangkap di Kolombia dan dijatuhi hukuman seumur hidup ditambah 135 tahun penjara atas berbagai kejahatan, termasuk perdagangan narkoba, penculikan, dan pembunuhan.
9. Griselda Blanco
Griselda Blanco, anggota Kartel Medellín, adalah gembong narkoba wanita terkenal asal Kolombia yang memimpin pendistribusian kokain dari Kolombia ke Amerika Serikat, terutama Miami, California Selatan, dan New York.
Dikenal sebagai “Ratu Kokain,” ia bertanggung jawab atas sekitar 200 pembunuhan selama menjalankan organisasinya. Sebagai salah satu bandar narkoba terbesar, Blanco diperkirakan meraup keuntungan lebih dari US$80 juta atau sekitar Rp1,2 triliun setiap bulan.
Meskipun sempat menjalani hukuman 10 tahun penjara, ia diketahui tetap menjalankan jaringan kokainnya dari balik jeruji.
10. El Chapo
Bandar narkoba terbesar dan terkaya sepanjang sejarah terakhir dalam daftar ini adalah El Chapo, gembong narkoba asal Meksiko yang dikenal karena berhasil mengangkut berton-ton kokain dari Kolombia ke Amerika Serikat melalui jalur Meksiko.
Selain kokain, jaringannya juga menyelundupkan ganja, heroin, metamfetamin, dan MDMA ke Eropa dan Amerika Utara.
Keberhasilannya sebagai bandar narkoba terbesar di dunia telah diakui secara global. Majalah Forbes menyebutnya “raja narkoba terbesar dalam sejarah” pada tahun 2009-2011.
Kejayaannya harus terhenti pada 2014 setelah ia ketahuan menyelundupkan sekitar 500 ton kokain ke Amerika Serikat, yang mengarah pada penangkapannya dan penutupan karier kejahatannya.
Meski begitu, sepanjang “kariernya”, El Chapo diketahui telah berhasil mengumpulkan kekayaan senilai $1 miliar atau setara Rp16,2 triliun.