JAKARTA – Ketegangan antara India dan Pakistan meningkat tajam setelah kedua negara saling menuduh melakukan serangan militer baru pada Jumat, termasuk penggunaan drone dan artileri. Ini menandai hari ketiga bentrokan terparah antara dua negara bersenjata nuklir tersebut dalam hampir tiga dekade terakhir.
Konflik kembali memanas sejak India menyerang beberapa lokasi di wilayah Pakistan pada Rabu, yang diklaim sebagai “kamp teroris”, sebagai balasan atas serangan mematikan terhadap wisatawan Hindu di India bulan lalu. Pakistan membantah keterlibatan dalam serangan itu, namun sejak saat itu kedua negara terlibat baku tembak lintas batas, serangan drone, dan peluncuran rudal ke wilayah udara masing-masing. Sekitar 50 orang dilaporkan tewas dalam eskalasi kekerasan ini.
Penduduk desa di sepanjang perbatasan kedua negara melarikan diri, sementara kota-kota mengalami pemadaman listrik, peringatan serangan udara, dan kepanikan yang menyebabkan pembelian kebutuhan pokok secara besar-besaran. Liga kriket ternama India, IPL, ditangguhkan setelah sebuah pertandingan dihentikan di tengah jalan dan lampu stadion dipadamkan.
Ini adalah konflik paling mematikan sejak perang terbatas di wilayah Kargil pada 1999. Untuk pertama kalinya sejak perang besar pada 1971, India juga melancarkan serangan ke kota-kota di provinsi utama Pakistan di luar wilayah Kashmir Pakistan.
Militer India menyatakan bahwa pasukan Pakistan telah melakukan “banyak pelanggaran gencatan senjata” di sepanjang perbatasan de facto di Kashmir.
“Serangan pesawat nirawak berhasil dipukul mundur dan balasan yang setimpal diberikan kepada pelanggaran gencatan senjata (CFV),” kata pernyataan resmi militer India, seraya menambahkan bahwa semua “niat jahat” akan dibalas dengan “kekuatan”.
Namun, Menteri Informasi Pakistan Attaullah Tarar menyebut pernyataan India itu sebagai “tidak berdasar dan menyesatkan”, dan menegaskan bahwa Pakistan tidak melakukan “aksi ofensif” terhadap wilayah India.
Di Kashmir Pakistan, lima warga sipil, termasuk seorang bayi, tewas dan 29 lainnya luka-luka akibat tembakan artileri dari seberang perbatasan pada Jumat dini hari, menurut pejabat setempat.
Kementerian Pertahanan India belum memberikan komentar atas insiden tersebut.
Suara Sirene di Amritsar
Pasukan Keamanan Perbatasan India mengatakan mereka menggagalkan “upaya penyusupan besar-besaran” di wilayah Samba, Kashmir, Kamis malam. Sementara itu, tembakan artileri berat terus terdengar di sektor Uri pada Jumat, menurut seorang pejabat keamanan yang enggan disebutkan namanya.
“Beberapa rumah terbakar dan rusak akibat penembakan di sektor Uri…seorang wanita tewas dan tiga orang terluka akibat penembakan yang terjadi semalam,“ katanya.
Sirene berbunyi selama lebih dari dua jam di kota perbatasan India, Amritsar, yang merupakan lokasi Kuil Emas yang dihormati umat Sikh. Warga diminta tetap berada di dalam rumah. Hotel-hotel melaporkan penurunan tajam tingkat hunian karena wisatawan meninggalkan kota sejak bandara ditutup.
“Kami benar-benar ingin tinggal, tetapi suara keras, sirene, dan pemadaman listrik membuat kami tidak bisa tidur. Keluarga kami di rumah khawatir, jadi kami memesan taksi dan berangkat,“ ujar seorang turis asal Inggris yang meminta namanya tidak disebutkan.
Wilayah perbatasan lainnya juga mengambil langkah-langkah pencegahan. Di Bhuj, Gujarat, otoritas telah menyiagakan bus wisata untuk evakuasi warga. Sekolah dan pusat bimbingan belajar di Bikaner, negara bagian Rajasthan, ditutup. Penduduk di dekat perbatasan diminta untuk mengungsi atau tinggal bersama kerabat.
Direktorat Jenderal Perkapalan India juga telah meningkatkan keamanan di pelabuhan dan galangan kapal, menyusul “kekhawatiran yang meningkat atas potensi ancaman”.
Ansab, mahasiswa Universitas Pertanian, Sains dan Teknologi Sher-e-Kashmir di Jammu, India, menyatakan bahwa ledakan pada dini hari terasa lebih keras.
“Selama dua sampai tiga menit, suaranya menjadi sangat keras, jendela-jendela mulai bergetar seakan-akan akan pecah,” katanya, dilansir dari Reuters. Ia menambahkan, udara menjadi berkabut dan berasap setelah kejadian tersebut.
Seruan De-eskalasi Global
Sejumlah negara besar, termasuk Amerika Serikat dan Tiongkok, menyerukan kedua pihak untuk meredakan ketegangan. Wakil Presiden AS JD Vance mengatakan pada Kamis, (8/5/2025)
“Kami ingin situasi ini mereda secepat mungkin. Namun, kami tidak dapat mengendalikan negara-negara ini.”
Menteri Negara Urusan Luar Negeri Arab Saudi, Adel Al-Jubeir, dijadwalkan mengunjungi Pakistan pada Jumat setelah sehari sebelumnya bertemu Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar. Dalam pertemuan itu, Jaishankar menyatakan dirinya “berbagi perspektif India dalam melawan terorisme secara tegas.”
Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif mengatakan kepada parlemen bahwa Islamabad terus berkomunikasi setiap hari dengan Arab Saudi, Qatar, dan Tiongkok untuk meredakan krisis.
Ketegangan antara India—yang mayoritas penduduknya Hindu—dan Pakistan yang mayoritas Muslim telah berlangsung sejak keduanya merdeka dari kekuasaan kolonial Inggris pada 1947. Wilayah Kashmir yang mayoritas penduduknya Muslim menjadi inti sengketa, dan telah memicu dua dari tiga perang besar yang terjadi antara kedua negara.