LUMAJANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Jawa Timur, memberikan imbauan kepada masyarakat untuk memakai masker dan kacamata pelindung saat keluar rumah. Langkah ini dilakukan guna mengantisipasi dampak hujan abu vulkanik yang disebabkan oleh angin kencang di puncak Gunung Semeru.
“Kami mengimbau masyarakat agar memakai masker dan kacamata untuk melindungi pernapasan dan mencegah iritasi mata,” ujar Petugas Pusdalops BPBD Lumajang, Nur Cahyo, pada Jumat (6/2).
BPBD Lumajang menyatakan bahwa hujan abu yang terjadi bukan berasal dari erupsi Gunung Semeru, melainkan akibat longsoran material vulkanik yang terbawa angin kencang. Meski begitu, petugas BPBD terus memantau perkembangan kondisi di wilayah terdampak, yaitu Kecamatan Pasrujambe, Candipuro, dan Pronojiwo, yang sejak 2 Februari 2025, telah dilanda hujan abu vulkanik.
“Pemerintah desa dan masyarakat telah diberi arahan terkait perlindungan diri,” tambah Nur Cahyo. “Kami terus memantau situasi dan mengimbau agar masyarakat memakai masker dan kacamata untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan akibat debu vulkanik.”
Selain mengganggu kesehatan, angin kencang yang membawa material vulkanik juga menghambat observasi kolom asap erupsi Gunung Semeru. Meskipun demikian, BPBD memastikan bahwa dampak abu vulkanik masih terbatas dan belum meluas.
“Kami tetap siaga dan siap memberikan bantuan apabila dibutuhkan,” kata Nur Cahyo. “Dengan koordinasi yang baik antara pemerintah desa dan masyarakat, diharapkan situasi ini dapat dihadapi dengan kesiapsiagaan bersama.”
Kepala Desa Supiturang, Nurul Yaqin, menjelaskan bahwa fenomena hujan abu bukan disebabkan oleh erupsi, melainkan oleh longsoran material vulkanik yang terhempas oleh angin kencang. “Itu bukan erupsi, tetapi karena angin kencang yang menyebabkan abu beterbangan hingga ke permukiman warga sesuai dengan arah angin,” ujarnya, dilansir dari Antara.




