SULUT – Wakil Kepala BRIN, Amarulla Octavian, menunjukkan komitmen Indonesia dalam melestarikan ekosistem laut. Konferensi yang diselenggarakan di Manado dan dihadiri lebih dari 23 negara dan menghadirkan berbagai pemimpin akademis, lembaga riset, dan organisasi internasional.
Amarulla Octavian menyampaikan dampak perubahan iklim terhadap terumbu karang Indonesia, yang terancam oleh pemanasan global dan kenaikan permukaan air laut.
“Kami tidak hanya melihat penurunan kualitas air laut, tetapi juga gangguan terhadap seluruh ekosistem laut Indonesia, termasuk terumbu karang, hutan bakau, dan rumput laut,” ujar Amarulla melalui keterangan tertulis, Sabtu (14/12/2024)
Namun, ia menegaskan bahwa riset BRIN telah mengembangkan teknologi canggih yang dapat mendukung restorasi terumbu karang serta pemantauan kesehatan laut secara lebih efisien.
Dalam konferensi yang terbagi ke dalam berbagai sesi ini, para peneliti dari BRIN memaparkan hasil riset yang berfokus pada teknologi restorasi terumbu karang dan perlindungan ekosistem laut.
Selain itu, Amarulla juga memanfaatkan kesempatan ini untuk mengadakan pertemuan bilateral dengan delegasi internasional guna memperluas kerja sama riset di bidang kelautan.
Penyelenggaraan konferensi ini tidak hanya sebagai ajang ilmiah, namun juga dirangkai dengan Festival Pesona Selat Lembeh, sebuah acara budaya yang digelar oleh Pemerintah Daerah dalam rangka peringatan Hari Nusantara. Kegiatan ini membuka peluang bagi para guru dan murid dari berbagai jenjang pendidikan untuk terlibat dalam pembelajaran langsung tentang kelautan.
Konferensi ini membuktikan pentingnya sinergi global dalam mengatasi tantangan lingkungan, serta menunjukkan bahwa teknologi dan riset ilmiah dapat menjadi kunci dalam menyelamatkan ekosistem laut Indonesia yang vital.