JAKARTA – MRT Jakarta menguji coba alat mobilitas untuk mengoptimalkan penggunaan ruang di stasiun yang kosong t. Uji coba pertama dilakukan di Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia (HI), yang dikenal dengan ruangannya yang luas.
Uji coba ini melibatkan kerjasama antara MRT Jakarta, Ministry of Land, Infrastructure, and Transport (MLIT) Jepang, startup Gekidaniino, serta Oriental Consultants Global (OCG) Group.
“MRT Jakarta sedang berusaha menghidupkan stasiunnya. Banyak space tapi enggak ada aktivitas,” ujar perwakilan dari OCG Group, Puji Nata Djaja, di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta Pusat, pada Kamis (26/12/2024).
Selama uji coba yang berlangsung dari 23 hingga 26 Desember 2024, alat mobilitas yang dikembangkan oleh Gekidaniino, atau yang dikenal dengan nama iino, dioperasikan untuk menempuh rute dari pintu A (arah Bundaran HI) menuju pintu B (arah Kedutaan Besar Jepang) dan sebaliknya.
Hanya satu unit alat mobilitas yang beroperasi pada uji coba ini. Alat tersebut dapat mengangkut tiga orang dewasa dalam satu kali perjalanan, dengan penumpang berdiri di area kecil di sisi alat. Alat ini tidak berhenti di bagian tengah stasiun, yang merupakan pintu masuk bagi penumpang MRT, namun akan berhenti jika ada orang yang terlalu dekat di depannya atau di sampingnya.
Selama uji coba, alat ini terhenti beberapa kali, seperti ketika seorang penumpang dari pintu A mendekat, atau ketika seorang anak kecil menghampiri alat dari samping. Begitu orang tersebut dijauhkan, alat ini melanjutkan perjalanan dengan kecepatan lima kilometer per jam menuju booth tempat penumpang diturunkan.
Masa uji coba berlangsung hingga 26 Desember 2024, setelah itu alat mobilitas akan dibawa kembali ke Jepang. Saat ini, belum ada keputusan apakah alat ini akan menjadi fasilitas permanen di stasiun MRT atau digunakan di lokasi lain seperti tempat wisata.