JAKARTA – Cuaca ekstrem yang menyapu berbagai wilayah Indonesia dalam 24 jam terakhir memicu 21 kejadian bencana yang sebagian besar berdampak signifikan. Hal ini terungkap dalam laporan harian Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB pada Rabu, 23 April 2025.
Dari total kejadian yang tercatat sejak 22 April pukul 07.00 WIB hingga 23 April pukul 07.00 WIB, sebanyak 14 peristiwa tergolong parah dan membutuhkan penanganan khusus.
Tiga bencana baru menjadi sorotan utama. Cuaca ekstrem melanda Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, menyebabkan kerusakan pada 26 kepala keluarga, termasuk 20 rumah rusak berat. Sementara itu, banjir di Kabupaten Belu, NTT, memaksa 50 KK atau 234 jiwa terdampak, dengan kerusakan infrastruktur mencakup satu jembatan. Banjir juga menerjang Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, menggenangi akses jalan dan merusak puluhan rumah.
“Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih mungkin terjadi dalam beberapa waktu ke depan,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Banjir Besar di Kalimantan Tengah, Puluhan Ribu Jiwa Terdampak
Kondisi paling serius terjadi di Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah, yang kini menghadapi banjir besar berdampak pada 90.493 jiwa dari 29.499 KK. Lebih dari 18 ribu rumah dan 738 titik jalan tergenang. Sementara itu, di Kabupaten Barito Utara, 60.694 jiwa turut terdampak, dengan genangan air mencapai hingga 150 cm. Status tanggap darurat telah ditetapkan di wilayah ini.
Rentetan Banjir dan Angin Kencang di Berbagai Wilayah
Wilayah lain seperti Kabupaten Pesawaran, Lampung, serta Serdang Bedagai dan Tanjung Balai, Sumatera Utara, juga mencatat banjir dan angin puting beliung yang merusak ratusan rumah. BPBD telah mendirikan tenda darurat dan mendistribusikan bantuan pangan.
Di Kabupaten Asahan, lebih dari 1.000 KK terdampak banjir dengan 28 KK harus mengungsi. Banjir juga merendam 111 rumah di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menyebabkan satu warga luka ringan.
Sementara itu, longsor mematikan terjadi di Mojokerto, Jawa Timur, yang menewaskan 10 orang. Akses jalan Pacet–Cangar sempat terputus namun kini telah dibuka terbatas sejak Rabu pagi.
Di Kalimantan Selatan, banjir di Kabupaten Banjar berdampak pada 12.160 jiwa dan merusak lebih dari 3.000 rumah. Debit air sungai mulai menurun, namun sebagian wilayah masih tergenang.
Gunung Lewotobi Meletus, Ribuan Warga Masih Mengungsi
Bencana juga datang dari aktivitas vulkanik. Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, NTT, kembali erupsi pada 21 April lalu, menyemburkan abu hingga 1.000 meter ke udara. Sebanyak 4.145 jiwa masih mengungsi, dan 470 hunian sementara telah didirikan.
Cuaca Dinamis Masih Mengintai
BMKG memprediksi potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang masih akan berlangsung di banyak wilayah dalam dua hari ke depan. Ini disebabkan oleh masa pancaroba atau peralihan musim yang menyebabkan cuaca berubah cepat.
Wilayah dengan risiko tinggi meliputi bagian tengah dan utara Sumatera, Kalimantan Barat dan Tengah, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.
Abdul Muhari kembali menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat.“Masyarakat juga diingatkan untuk selalu memperbarui informasi dari sumber resmi pemerintah dan otoritas kebencanaan setempat guna menghindari risiko yang tidak diinginkan.” tutupnya