JAKARTA – Kepolisian Korea Selatan menyatakan kesulitan dalam menentukan keberadaan Presiden Yoon Suk Yeol, yang telah dimakzulkan dan kini menjadi target pengejaran aparat. Keberadaan Yoon menjadi teka-teki setelah ia tidak hadir dalam tiga kali jadwal pemeriksaan terkait dugaan pengkhianatan dan pemberontakan terhadap negara setelah penerapan darurat militer sepihak pada 3 Desember lalu.
Meskipun pengadilan telah mengeluarkan surat penangkapan, aparat belum berhasil menangkap Yoon. “Kami tidak dapat secara spesifik mengungkapkan lokasi Presiden Yoon,” kata seorang pejabat kepolisian kepada kantor berita Yonhap pada Rabu (8/1). “Kami terus melacak keberadaannya,” tambahnya.
Polisi kini tengah berupaya melacak jejak Yoon di tengah spekulasi bahwa ia mungkin telah melarikan diri dari kediamannya di pusat ibu kota Seoul saat menjadi buronan. Aparat sebelumnya yakin bahwa Yoon berada di kediaman resminya sejak Majelis Nasional memakzulkannya pada 14 Desember lalu.
Pada Jumat lalu, polisi sempat mendatangi rumah Yoon untuk melaksanakan surat perintah penahanan, namun setelah lima jam terjadi bentrokan dengan staf keamanan kepresidenan, penyelidik akhirnya mundur. Polisi menyatakan bahwa mereka masih yakin Yoon berada di kediamannya hingga awal pekan ini.
Namun, rumor mengenai kemungkinan pelarian Yoon muncul pada Selasa (7/1), setelah Kepala Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO), Oh Dong Woon, mengungkapkan kepada anggota parlemen bahwa ia tidak memiliki informasi pasti mengenai keberadaan Yoon. Ketika ditanya soal kemungkinan pelarian Yoon, Oh menjawab, “Kami mempertimbangkan berbagai kemungkinan.”
Dalam sebuah wawancara dengan radio KBS pada Rabu, anggota Majelis Nasional dari Partai Demokrat, Ahn Gyu Back, yang merupakan oposisi utama, menyebutkan bahwa ia menerima informasi bahwa Yoon telah meninggalkan kediamannya dan bersembunyi di “lokasi ketiga.” “Saya menerima informasi ini,” kata Ahn. “Saya mendengar kemarin bahwa polisi juga telah membuat penilaian lokasi yang serupa.”




