RIAU – Bocah asal Desa Teluk Latak, Riau, mencuri perhatian publik nasional dan internasional setelah video tariannya di acara Pacu Jalur viral di media sosial. Bocah bernama Dika (12) itu tampil energik sebagai penari pendamping dalam festival budaya tahunan tersebut dan langsung dijuluki sebagai simbol *aura farming* oleh warganet.
Video Dika menari di tepi Sungai Kuantan menyebar cepat di TikTok dan Instagram. Hingga berita ini diturunkan, video tersebut telah ditonton lebih dari 7 juta kali dan mendapat ribuan komentar dari warganet berbagai negara, mulai dari Malaysia hingga Amerika Serikat.
“Dika itu seperti membawa semangat Pacu Jalur dalam tubuh kecilnya. Energi dan kepercayaandirinya luar biasa,” ujar Budi Santoso, pemerhati budaya Riau
Fenomena “Aura Farming” dan Dampaknya
Warganet menyematkan istilah aura farming untuk menggambarkan daya tarik alami Dika yang dianggap mampu “menyemai” semangat budaya melalui tarian. Istilah ini kini ramai digunakan di berbagai unggahan terkait Dika di media sosial.
“Aura farming ini nyata. Dika bukan cuma menari, dia menyentuh hati banyak orang lewat budayanya,” tulis akun TikTok @rinadaily yang videonya telah ditonton 1,3 juta kali
Pakar komunikasi digital menyebut fenomena ini sebagai contoh bagaimana budaya lokal bisa memperoleh sorotan global jika dikemas secara autentik dan emosional.
Pacu Jalur Kembali Disorot Berkat Dika
Festival Pacu Jalur merupakan tradisi tahunan Riau yang digelar di Sungai Kuantan, menampilkan lomba dayung perahu tradisional serta pertunjukan seni, termasuk tarian daerah. Penampilan Dika menjadi salah satu momen tak terduga yang mengangkat nama acara tersebut ke panggung dunia digital.
Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat, menyatakan pihaknya akan menjadikan Dika sebagai duta budaya anak untuk mendorong pelestarian seni lokal.
“Kehadiran Dika membuktikan bahwa anak-anak Riau punya potensi besar. Kami akan fasilitasi pengembangan bakat seperti ini,” kata Roni.
Dika Hanya Ingin Membuat Orang Senang
Dalam wawancara dengan media lokal, Dika mengaku tidak menyangka aksinya akan viral. Ia hanya ingin membuat orang senang melihat tariannya.
“Aku cuma mau orang senang nonton aku nari. Kalau bisa, aku pengin belajar tari lebih dalam lagi,” ujar Dika.
Dukungan pun terus mengalir. Banyak warganet menyarankan agar Dika mendapat pelatihan profesional, bahkan ada yang berharap ia bisa tampil di acara budaya internasional seperti Festival Seni ASEAN atau pertunjukan budaya di Jepang dan Korea.
Pemprov Riau Siapkan Program untuk Bakat Muda
Menanggapi tingginya antusiasme publik, Pemerintah Provinsi Riau berencana meluncurkan program pengembangan seni untuk anak-anak desa. Program ini akan mencakup pelatihan tari, musik tradisional, serta edukasi budaya agar anak-anak seperti Dika dapat terus berkembang.