JAKARTA – Upaya Kementerian Agama (Kemenag) melakukan transformasi digital pengawasan Madrasah terus mendapatkan dukungan dari banyak kalangan.
Transformasi digital pengawasan Madrasah oleh Kemenag, dengan memperkenalkan Madrasah Digital Supervision (MAGIS) sebagai solusi modern untuk efektivitas pengawasan pendidikan.
Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah, Thobib Al Asyhar, menekankan bahwa MAGIS merupakan inovasi strategis yang meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas pengawasan.
Digitalisasi ini memberikan dampak signifikan dalam penghematan anggaran tahunan.
“Dengan platform ini, pengawasan menjadi lebih akuntabel dan dapat menghemat anggaran lebih dari Rp680 miliar dalam setahun,” ungkap Thobib.
Penghematan ini berasal dari beberapa aspek, seperti pengurangan biaya fotokopi borang pengawasan yang sebelumnya mencapai Rp259 miliar per tahun untuk lebih dari 86 ribu madrasah.
Selain itu, biaya transportasi pengawas yang sebelumnya mencapai Rp421 miliar juga dapat ditekan melalui pengawasan digital.
“Jadi dengan MAGIS, pengawasan madrasah bisa dilakukan secara digital dan potensi penghematannya bisa mencapai Rp680.229.000.000,” tegasnya.
Kehadiran MAGIS diharapkan mampu mempercepat peningkatan kualitas pendidikan madrasah agar lebih unggul dan berdaya saing tinggi. Thobib menegaskan komitmen Kemenag dalam menciptakan sistem pengawasan madrasah yang lebih adaptif, inovatif, dan berbasis data.
“Dengan transformasi digital melalui MAGIS, Kemenag berkomitmen menciptakan sistem pengawasan madrasah yang lebih adaptif, inovatif, dan berbasis data guna meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan madrasah di seluruh Indonesia,” tandasnya.
Dengan digitalisasi pengawasan ini, madrasah di seluruh Indonesia semakin siap menghadapi tantangan pendidikan di era modern dan terus berkembang menuju sistem pendidikan yang lebih efisien serta berkualitas.***