JAKARTA – Gelombang solidaritas nasional menguat di tengah musibah banjir bandang yang melanda Sumatera Utara. Melalui inisiatif “JHL Merah Putih Kasih”, jaringan 234 pusat layanan dan komunitas berhasil menggalang donasi Rp1,2 miliar dalam waktu singkat. Dana tersebut langsung disalurkan sebagai bantuan darurat untuk ribuan warga terdampak, menegaskan peran sektor swasta dalam mempercepat respons krisis.
Banjir bandang yang dipicu hujan ekstrem sejak akhir November menewaskan puluhan jiwa dan menggusur lebih dari 10.000 penduduk di wilayah Karo dan Deli Serdang. Genangan air setinggi tiga meter merusak infrastruktur vital seperti jembatan, sekolah, dan lahan pertanian, sementara ancaman penyakit mulai muncul. BNPB mencatat kerugian material mencapai miliaran rupiah, dengan kebutuhan mendesak berupa pangan, obat-obatan, dan hunian sementara.
Melalui gerakan cepat JHL Merah Putih Kasih, lebih dari 234 store dan cabang di berbagai daerah mengumpulkan donasi melalui kotak amal, kampanye digital, dan kolaborasi dengan mitra lokal. Dalam dua pekan, Rp1,2 miliar terkumpul dari kontribusi pelanggan serta karyawan.
“Kami bangga melihat semangat gotong royong bangsa ini bangkit di saat sulit. Donasi ini bukan hanya uang, tapi harapan bagi saudara-saudara kita di Sumatera,” ujar CEO JHL Group, Hendra Lie, saat menyerahkan bantuan simbolis di Posko BNPB Medan.
Tim logistik mengirim ratusan paket sembako, pakaian hangat, obat-obatan, dan perlengkapan sanitasi melalui truk khusus menuju titik terdampak. Pengiriman pertama tiba di Desa Kutagugung, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, untuk 500 keluarga. Distribusi berikutnya ditargetkan menjangkau 2.000 rumah tangga di Deli Serdang. Laporan penggunaan dana ditampilkan secara real-time melalui platform resmi program kemanusiaan tersebut.
Inisiatif ini turut melibatkan relawan lokal, termasuk karang taruna dan organisasi keagamaan, dalam pendataan korban. “Bantuan ini sangat tepat sasaran. Kami yang kehilangan segalanya kini punya bekal untuk bertahan,” ujar Siti Rahmah (45), warga Kutagugung yang rumahnya hanyut akibat banjir.
Pakar bencana menilai langkah kolaboratif ini sebagai model efektif peran swasta dalam penanggulangan bencana. “Kolaborasi seperti ini dapat mempercepat pemulihan hingga 30 persen dibandingkan respons pemerintah saja,” kata Dr. Rina Susanti, pakar manajemen bencana dari Universitas Sumatera Utara. Ia mengingatkan bahwa musim hujan yang diprediksi berlangsung hingga Maret 2026 berpotensi memicu banjir serupa di wilayah lain.
Penggalangan dana direncanakan berlanjut hingga akhir tahun dengan target Rp2 miliar. Masyarakat dapat berpartisipasi melalui transfer ke rekening resmi atau donasi langsung di gerai-gerai yang bekerja sama. Inisiatif ini diharapkan terus memperkuat solidaritas nasional di tengah tantangan iklim yang semakin ekstrem.