JAKARTA – Erupsi eksplosif Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali meluas, memaksa lebih banyak warga mengungsi ke wilayah aman.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan bahwa seluruh kebutuhan pengungsi terus terpenuhi meski jumlahnya bertambah akibat dampak letusan yang kian luas.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi BNPB, Abdul Muhari, menegaskan bahwa seluruh bantuan dan fasilitas dasar telah dikerahkan untuk mendukung para pengungsi.
“Meluas, ada tambahan pengungsi, seluruh kebutuhan mereka dapat dipenuhi dengan baik,” ujarnya saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Rabu (18/6).
Tim lapangan BNPB hingga kini masih terus mendata warga terdampak yang kini mengungsi dari Desa Nurabelen, Kecamatan Ile Buran.
Mereka telah diarahkan menuju zona aman di wilayah Konga. Sejumlah warga lainnya memilih mengungsi ke Desa Nileknoheng, sekitar lima kilometer dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) di Desa Pululera, dan berjarak kurang lebih 12 kilometer dari pusat kawah aktif.
Jumlah pengungsi yang tercatat sejak letusan besar pada November 2024 telah mencapai 4.838 jiwa.
Mereka kini menghuni shelter sementara yang telah disiapkan pemerintah di sejumlah titik di Flores Timur.
Menurut Abdul Muhari, hingga saat ini belum ada laporan pengungsi lama yang kembali terdampak.
“Kami pastikan yang sudah ada mengungsi di rumah hunian sementara tidak terdampak signifikan oleh erupsi kemarin dan fasilitas dasar seperti listrik serta air bersih tetap tersedia,” katanya.
Letusan terbaru yang terjadi pada Selasa (17/6) sekitar pukul 17.35 WITA menyemburkan kolom abu vulkanik setinggi 10.000 meter dari puncak kawah Gunung Lewotobi Laki-laki.
Hujan abu, pasir, dan kerikil menyelimuti sejumlah kawasan di luar zona rawan, termasuk Desa Boru, Hewa, dan Watobuku.
Jalur penghubung utama antara Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Sikka juga terdampak akibat guyuran material vulkanik, terutama kerikil.
Namun, proses pembersihan jalan telah berlangsung agar transportasi antarwilayah bisa segera pulih.
Tak hanya itu, Pos PGA Lewotobi Laki-laki di Pululera turut mengalami gangguan akibat hujan kerikil.
Demi keselamatan, seluruh petugas telah dievakuasi ke Gereja Pululera yang berjarak sekitar 1,2 kilometer dari pos.
BNPB bersama tim Badan Geologi Kementerian ESDM terus melakukan pemantauan intensif terhadap aktivitas vulkanik gunung yang saat ini berstatus Awas (Level IV).
Pemantauan seismik di Pululera menunjukkan masih adanya getaran tremor serta aktivitas magma bawah permukaan.
Dalam situasi tanggap darurat ini, BNPB menjamin informasi terbaru akan terus disampaikan kepada publik secara berkala, dan koordinasi intensif dengan pemerintah daerah tetap dijaga agar proses evakuasi dan penanganan korban dapat berjalan maksimal.***