JAKARTA – Falcon Pictures baru saja meluncurkan poster dan trailer untuk film Rumah untuk Alie, yang disutradarai oleh Herwin Novianto. Film yang diadaptasi dari novel karya Lenn Liu dengan judul yang sama itu dijadwalkan akan tayang pada bulan April mendatang.
Film ini mengisahkan Alie, anak bungsu dari lima bersaudara dan satu-satunya perempuan dalam keluarga, yang menjadi korban kekerasan rumah tangga setelah kematian ibunya. Ayah dan saudara-saudara Alie memandangnya sebagai penyebab kematian sang ibu. Meski menghadapi luka fisik dan emosional akibat kekerasan tersebut, Alie tetap menyimpan harapan untuk diterima dan dicintai oleh keluarganya.
Menurut produser Falcon Pictures, Frederica, Rumah Untuk Alie bukan hanya sekadar cerita, melainkan sebuah perjalanan emosional dalam mencari arti rumah dan keluarga. “Kami melihat bahwa film ini membawa pesan yang sangat bermakna,” ujarnya dalam konferensi pers pada Selasa (11/3).
Sutradara Herwin Novianto menjelaskan bahwa meskipun alur cerita film setia dengan novel, ada beberapa adegan yang disesuaikan, terutama dalam menggambarkan kekerasan yang lebih diperhalus, namun tetap mempertahankan pesan moral yang sama. “Ketika novel diadaptasi menjadi film, kami harus menyesuaikan beberapa elemen untuk memperkaya cerita. Penulis novelnya juga sangat intens dalam menyajikan cerita, jadi kami perlu menyesuaikan agar lebih ringan untuk ditonton di layar lebar,” kata Herwin.
Herwin juga menegaskan bahwa meskipun film ini mengangkat tema kesedihan, ia ingin menyampaikan kekuatan dan ketahanan seorang anak dalam menghadapi kenyataan pahit hidupnya. “Kami berusaha menghadirkan kedalaman emosi melalui visual, akting, dan atmosfer yang kuat,” tambahnya.
Rumah Untuk Alie menampilkan sejumlah bintang muda, seperti Anantya Kirana sebagai Alie, serta Rizky Hanggono, Tika Bravani, Dito Darmawan, Rafly Altama Putra, Andryan Didi, Faris Fadjar Munggaran, Sheila Kusnadi, dan Ully Triani. Falcon Pictures berharap, dengan melibatkan aktor-aktor muda, film ini dapat membawa wajah-wajah baru dalam industri perfilman Indonesia, sekaligus membuka jalan untuk regenerasi di dunia film.