PYONGYANG, KORUT – Kapal perusak baru berbobot 5.000 ton milik Korea Utara terguling dan mengalami kerusakan parah saat upacara peluncuran di galangan kapal Chongjin, Rabu (21/5), memicu kemarahan Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un yang menyebut insiden itu sebagai tindakan kriminal akibat kelalaian mutlak.
Menurut laporan Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), kapal tersebut kehilangan keseimbangan saat meluncur ke laut. Buritan kapal jatuh lebih dulu, sementara bagian haluan masih tersangkut di daratan, menyebabkan kerusakan serius pada lambung kapal. Insiden ini terjadi di hadapan publik di pelabuhan Chongjin, kawasan timur laut Korea Utara, yang semakin mempermalukan upaya Kim Jong Un untuk memamerkan keperkasaan militer negaranya.
Kemarahan Kim Jong Un dan Konsekuensi Berat
Kim Jong Un tidak menyembunyikan kekecewaannya. Dalam pernyataan resmi KCNA, ia menegaskan bahwa “kesalahan yang tidak bertanggung jawab” dari pejabat yang terlibat dalam proyek ini akan dibahas dalam sidang pleno Komite Sentral Partai Buruh Korea bulan depan. “Ini adalah tindakan kriminal akibat kelalaian mutlak,” tegas Kim, menyalahkan pejabat militer, ahli teknik, dan operator galangan kapal.
Akibat insiden ini, otoritas Korea Utara langsung mengambil tindakan tegas. Tiga pejabat, termasuk kepala teknisi Galangan Kapal Chongjin, ditahan untuk menjalani penyelidikan intensif. Langkah ini menunjukkan betapa seriusnya pemerintah Pyongyang menyikapi kegagalan yang dianggap mencoreng martabat bangsa.
Dugaan Keterlibatan Teknologi Rusia
Para analis militer Korea Selatan menduga kapal perang ini memiliki spesifikasi serupa dengan kapal perusak kelas Choe Hyon berbobot 5.000 ton, yang diluncurkan bulan lalu. Pyongyang mengklaim Choe Hyon dilengkapi “senjata paling canggih” dan akan beroperasi penuh pada awal 2026. Menariknya, militer Seoul mencatat bahwa kapal ini, termasuk yang baru saja gagal diluncurkan, kemungkinan dibangun dengan bantuan teknologi dari Rusia. Dugaan ini muncul karena Korea Utara diketahui mendukung Rusia dalam konflik di Ukraina.
Dampak pada Ambisi Militer Kim Jong Un
Kegagalan ini menjadi pukulan telak bagi ambisi Kim Jong Un untuk memodernisasi angkatan laut Korea Utara. Dalam beberapa bulan terakhir, ia gencar memamerkan kemajuan militer, termasuk pengembangan tank dan uji coba misil balistik. Insiden di Chongjin ini justru menyoroti tantangan teknis dan operasional yang dihadapi Korea Utara dalam mewujudkan visi militernya.
Gambar satelit yang dirilis Airbus menunjukkan kapal yang rusak kini ditutupi terpal, kemungkinan untuk menyembunyikan kerusakan dari pantauan internasional. Namun, insiden ini tetap menjadi sorotan dunia, menambah daftar tantangan yang dihadapi rezim Kim Jong Un dalam menunjukkan supremasi militer.




