RIYADH, ARAB SAUDI – Arab Saudi berencana akan mengizinkan penjualan dan konsumsi alkohol secara terbatas mulai tahun 2026 sebagai bagian dari strategi Visi 2030 untuk mendorong sektor pariwisata, hiburan, dan perhotelan.
Kebijakan ini juga disiapkan menyambut acara internasional besar seperti Expo 2030 dan Piala Dunia FIFA 2034.
Keputusan ini langsung mengundang perhatian dunia, termasuk di media sosial. Sebuah unggahan dari akun X @Shaykh memicu diskusi sengit, dengan lebih dari 149 ribu netizen memberikan respons hingga berita ini ditulis. Banyak yang menyebut langkah ini sebagai revolusi budaya, sementara lainnya mempertanyakan dampaknya terhadap nilai-nilai tradisional.
Aturan Ketat untuk Penjualan Alkohol
Menurut laporan Turkiye Today, penjualan alkohol tidak akan sembarangan. “Alkohol tidak akan tersedia di rumah, tempat umum, gerai ritel, atau untuk produksi pribadi, karena kebijakan tersebut terbatas pada area yang terutama melayani pengunjung internasional dan ekspatriat,” tulis media tersebut, dikutip pada Minggu (25/5/2025).
Kebijakan ini akan diatur melalui sistem perizinan yang ketat, memastikan konsumsi alkohol hanya terjadi di lokasi tertentu, seperti kawasan wisata internasional atau hotel berbintang. Langkah ini diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan asing dan memperkuat posisi Arab Saudi sebagai destinasi global.
Visi 2030 dan Transformasi Ekonomi
Kebijakan ini merupakan bagian dari Visi 2030, inisiatif yang dipimpin Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk mendiversifikasi ekonomi Arab Saudi yang selama ini bergantung pada minyak. Dengan membuka pintu bagi pariwisata dan hiburan, negara ini berupaya menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan nasional.
Selain itu, persiapan menjadi tuan rumah acara berskala dunia seperti Expo 2030 dan Piala Dunia 2034 menjadi pendorong utama. “Ini adalah langkah strategis untuk menunjukkan bahwa Arab Saudi terbuka bagi dunia, sambil tetap menjaga nilai-nilai inti,” ujar seorang analis pariwisata yang enggan disebutkan namanya.
Reaksi Publik, Antara Dukungan dan Kontroversi
Kabar ini memicu gelombang reaksi di media sosial. Sebagian netizen menyambut baik, menganggapnya sebagai langkah modernisasi. “Akhirnya, Arab Saudi bergerak maju! Ini bisa bikin pariwisata mereka melejit,” tulis seorang pengguna X. Namun, tak sedikit pula yang khawatir kebijakan ini akan mengikis identitas budaya. “Kiamat makin dekat!” cuit salah satu netizen, menggambarkan kekhawatiran sebagian masyarakat.
Langkah Berani di Tengah Tantangan
Meski menuai pro dan kontra, langkah ini menunjukkan komitmen Arab Saudi untuk bertransformasi. Dengan sistem pengawasan yang ketat, pemerintah berupaya menyeimbangkan modernisasi dengan nilai-nilai tradisional. Akankah kebijakan ini menjadi game-changer bagi industri pariwisata Arab Saudi? Hanya waktu yang akan menjawab.




