JAKARTA – Manajemen Gojek memberikan respons terkait tuntutan para mitra pengemudi ojek online (ojol) yang menginginkan tunjangan hari raya (THR) pada Lebaran tahun ini. Dalam pernyataannya, Gojek menegaskan komitmennya untuk berkoordinasi dengan pemerintah demi menyalurkan bantuan kepada mitra menjelang perayaan Idulfitri.
Ade Mulya, Chief of Public Policy & Government Relations GoTo Group, menjelaskan bahwa perusahaan sangat menghargai makna Ramadan dan Idulfitri. Sebagai bagian dari dukungan kepada mitra, Gojek kembali melaksanakan berbagai program, seperti paket sembako bazar swadaya. “Tahun ini, kami tengah berkoordinasi intensif dengan Kementerian Ketenagakerjaan untuk membahas Tali Asih Hari Raya,” ujar Ade dilansir dari Republika, Selasa (18/2/2025).
Meskipun pengemudi ojek online bukan bagian dari karyawan tetap, karena status mereka sebagai mitra mandiri yang memiliki fleksibilitas kerja, Gojek tetap berkomitmen memberikan bantuan sesuai kapasitas perusahaan. “Kami ingin memastikan para mitra dapat menjalani Ramadan dan merayakan Idulfitri dengan penuh kebahagiaan bersama keluarga mereka,” tambahnya.
Tuntutan THR bagi pengemudi ojol sempat memicu aksi protes pada Senin (17/2/2025) di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan. Para pengemudi meminta agar pemerintah membuat kebijakan yang mewajibkan aplikasi untuk memberikan THR kepada mereka. Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, menerima para peserta aksi di lobi Kemenaker dan menyatakan dukungannya terhadap THR sebagai budaya nasional.
“Saya setuju bahwa THR adalah bagian dari budaya kita,” katanya. Yassierli menyampaikan, dirinya sangat memahami keluhan pengemudi ojol, terutama karena beberapa dari mereka mengaku diminta THR oleh keluarga mereka. Menteri Ketenagakerjaan tersebut pun berjanji untuk memperjuangkan hak pengemudi ojol agar dapat menerima THR, dengan mengedepankan diskusi yang konstruktif antara pengusaha dan pekerja.