JAKARTA – Liverpool kembali gagal meraih poin penuh usai tumbang 1-2 dari Chelsea di Stamford Bridge, Minggu (5/10/2025) dini hari WIB. Gol kemenangan tim tuan rumah dicetak oleh pemain muda Estevão pada menit ke-95, memperpanjang tren negatif The Reds dalam sepekan terakhir.
Kekalahan dramatis ini membuat pelatih Liverpool, Arne Slot, menyoroti pentingnya ketajaman dalam pengambilan keputusan pada momen krusial.
“Kami sangat dekat dengan hasil yang diinginkan. Stamford Bridge memang selalu sulit. Tapi seperti di Galatasaray dan Palace, kami kalah karena hal-hal kecil. Detail kecil yang menentukan,” ujar Slot, dikutip dari ESPN.
Sempat Bangkit, Liverpool Gagal Jaga Momentum
Laga berlangsung intens sejak awal. Chelsea membuka keunggulan lebih dulu lewat sepakan Moises Caicedo sebelum Cody Gakpo menyamakan kedudukan untuk Liverpool. Namun saat laga tampak akan berakhir imbang, Estevão mencetak gol penentu pada injury time.
Slot mengakui timnya sempat menemukan kembali momentum setelah gol penyama dari Gakpo, namun gagal mempertahankan ketenangan pada akhir laga.
“Setelah 1-1, saya pikir kami akan mencetak gol kedua. Tapi di akhir laga semuanya terbuka, kami masuk ke kotak penalti lewat Robertson tapi gagal mengontrol bola. Sekali lagi, ini semua soal margin yang tipis,” jelas pelatih asal Belanda itu.
Dengan kekalahan ini, Liverpool mencatat sejarah tak diinginkan: menjadi tim kelima dalam sejarah Liga Inggris yang menderita lebih dari satu kekalahan akibat gol pada menit ke-90 atau lebih, dalam rentang waktu tujuh hari. Sebelumnya, The Reds juga takluk dari Crystal Palace dan Galatasaray pada menit-menit akhir.
Posisi Melorot dan Cedera Konate Tambah Derita
Akibat hasil di London, Liverpool harus rela turun ke posisi kedua klasemen sementara Liga Inggris. Posisi puncak kini ditempati oleh Arsenal. Tak hanya kehilangan poin, Liverpool juga mendapat kabar buruk dari lini belakang, setelah bek Ibrahima Konate ditarik keluar karena cedera otot paha.
“Saya belum tahu seberapa serius cederanya. Tapi dia sedikit pincang dan mengatakan otot pahanya terasa tertarik,” ungkap Slot. “Begitu mendengar itu, alarm langsung menyala karena sprint berikutnya bisa berisiko. Jadi saya memutuskan menggantinya lebih cepat.”
Slot menyebut pergantian itu bukan hanya demi pencegahan cedera, tetapi juga bagian dari strategi untuk membangun serangan lebih dinamis dari lini belakang. “Kami tahu Ryan (Gravenberch) cukup baik dalam penguasaan bola di posisi itu, jadi mungkin pergantian lebih awal justru hal yang baik bagi Konate,” tambahnya.
Masih Optimistis, Tapi Tegas: Harus Lebih Tajam
Meski kecewa dengan hasil akhir, Slot tetap memberi penekanan bahwa timnya belum kehilangan arah. Ia menilai performa tim secara keseluruhan tidak buruk, hanya kurang presisi di situasi genting.
“Kami tidak bermain buruk, hanya kurang tajam di momen penentu. Hal-hal kecil seperti itulah yang membedakan hasil,” tegasnya.




