LUMAJANG – Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik. Pada Minggu (5/10/2025), gunung tertinggi di Pulau Jawa itu mengalami empat kali erupsi dalam kurun waktu beberapa jam.
Erupsi pertama terjadi pukul 08.52 WIB dengan kolom abu setinggi 200 meter dari puncak atau sekitar 3.876 meter di atas permukaan laut (mdpl). Letusan mengarah ke barat daya dengan kolom abu berwarna putih hingga kelabu dan intensitas tebal.
“Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 118 detik,” ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian, dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang.
Erupsi kedua terjadi pada pukul 09.52 WIB dengan tinggi kolom letusan meningkat menjadi 300 meter di atas puncak (3.976 mdpl), masih dengan arah dan karakteristik abu yang serupa. Durasi erupsi tercatat selama 115 detik.
Tak lama berselang, pukul 10.37 WIB, erupsi ketiga terjadi dengan kolom abu setinggi 500 meter dari puncak (4.176 mdpl), yang juga terpantau mengarah ke barat daya.
“Erupsi ketiga terjadi pukul 10.37 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 500 meter di atas puncak (4.176 mdpl). Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya,” tambah Mukdas.
Erupsi keempat tercatat pada pukul 13.05 WIB. Meski secara visual letusan tidak teramati, alat seismograf mencatat aktivitas dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 122 detik.
Status Waspada, Aktivitas Warga Dibatasi
Hingga saat ini, status Gunung Semeru masih berada pada Level II (Waspada). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan sejumlah rekomendasi guna mengantisipasi dampak erupsi lanjutan.
Masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara, khususnya sepanjang aliran Besuk Kobokan dalam radius delapan kilometer dari puncak. Di luar radius itu, masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai, karena wilayah tersebut masih berisiko terdampak perluasan awan panas dan aliran lahar hingga 13 kilometer dari pusat erupsi.
“Masyarakat juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” tegas Mukdas.
Selain itu, warga diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi awan panas, guguran lava, serta lahar hujan, terutama di sepanjang aliran sungai dan lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru seperti Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Potensi bahaya serupa juga bisa terjadi di anak-anak sungai dari Besuk Kobokan.





