JAKARTA – Google resmi meluncurkan fitur ringkasan berita berbasis kecerdasan buatan (AI) di halaman Discover, yang merupakan beranda berita dalam aplikasi Google di perangkat iOS dan Android.
Dilansir TechCrunch, fitur ini memungkinkan pengguna melihat ringkasan berita hasil AI, disertai dengan logo beberapa penerbit di pojok kiri atas serta penyebutan sumber asli dari konten tersebut. Tidak lagi hanya menampilkan satu judul berita dari satu media, sistem baru ini menyajikan informasi yang telah dirangkum otomatis.
Google memberikan catatan bahwa ringkasan ini dibuat oleh AI dan bisa saja mengandung kesalahan. Saat ini, fitur tersebut belum tersedia untuk seluruh berita, namun telah muncul di sebagian perangkat di Amerika Serikat baik untuk pengguna iOS maupun Android.
Perwakilan Google menegaskan bahwa ini bukan sekadar uji coba terbatas, melainkan peluncuran resmi di AS. Untuk tahap awal, ringkasan AI difokuskan pada topik gaya hidup populer seperti hiburan dan olahraga. Google menyebut langkah ini akan membantu pengguna dalam memutuskan berita mana yang ingin mereka baca lebih lanjut.
Selain itu, Google juga tengah menguji metode baru dalam penyajian konten di Discover. Sejumlah artikel kini disertai poin-poin penting di bawah judul atau dikelompokkan dengan berita sejenis. Meski tidak secara eksplisit diberi label sebagai konten AI, fitur ini juga dirancang untuk menyederhanakan konsumsi berita oleh pengguna.
Contohnya, artikel terkait kesepakatan Presiden AS Donald Trump dengan Ukraina kini dilengkapi dengan tautan ke berita lain yang relevan, sementara laporan The Washington Post tentang ICE diringkas dalam poin-poin utama di bawah judul.
Langkah ini dilakukan di tengah kekhawatiran para penerbit akan menurunnya lalu lintas kunjungan akibat semakin dominannya teknologi AI dalam hasil pencarian Google.
Fitur-fitur seperti AI Overviews dan AI Mode memungkinkan pengguna mendapatkan jawaban langsung tanpa harus membuka situs berita, yang berdampak pada penurunan klik ke halaman media.
Data dari TechCrunch menunjukkan bahwa trafik pencarian global mengalami penurunan 15 persen secara tahunan per Juni 2025. Proporsi pencarian berita yang tidak menghasilkan klik meningkat dari 56 persen pada Mei 2024 menjadi 69 persen pada Mei 2025. Sementara lalu lintas organik anjlok dari 2,3 miliar kunjungan menjadi kurang dari 1,7 miliar.
Sebagai respons atas penurunan tersebut, Google meluncurkan fitur Offerwall, yang memungkinkan penerbit mendapatkan pendapatan tanpa mengandalkan trafik tinggi. Penerbit yang menggunakan Google Ad Manager kini bisa memberikan akses ke konten mereka melalui opsi seperti pembayaran mikro, survei, langganan buletin, atau menonton iklan.




