NTT – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memperbarui zona bahaya Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terletak di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). PVMBG menetapkan zona bahaya dalam radius 4 km dari pusat erupsi.
Sementara itu, untuk sektor barat daya hingga timur laut, zona bahaya diperpanjang menjadi 5 km. Meskipun ada penurunan dalam beberapa aspek aktivitas vulkanik, Gunung Lewotobi Laki-Laki masih berada pada Level III (Siaga), yang artinya potensi erupsi tetap ada, meski intensitasnya lebih rendah dibandingkan sebelumnya.
Berdasarkan hasil pemantauan dari 1 hingga 7 Februari 2025, PVMBG mencatat adanya penurunan signifikan dalam kolom erupsi, yang kini hanya mencapai 400-700 meter, jauh lebih rendah daripada periode sebelumnya yang sempat menembus 700-1600 meter. Kendati begitu, sinar api yang samar masih terlihat di sekitar puncak gunung, menandakan adanya lava yang terdorong ke permukaan, yang paling jelas terlihat pada malam hari dengan pancaran warna merah di puncaknya.
Selain itu, gempa hembusan yang terdeteksi juga menunjukkan penurunan, mengindikasikan bahwa tekanan dari dalam gunung semakin melemah. Asap hembusan yang keluar dari area puncak juga terlihat lebih tipis dan membentuk rekahan di sisi barat laut hingga timur laut. Hal ini disebabkan oleh adanya zona alterasi (zona lemah) di area tersebut, yang bisa memicu potensi terjadinya “directed blast” atau erupsi langsung searah, mengarah ke barat laut dan timur laut.
Aktivitas gempa letusan mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya, namun masih ada suplai magma meskipun dalam jumlah yang kecil, yang berarti potensi erupsi tetap bisa terjadi. Di sisi lain, gempa harmonik dan gempa low frekuensi sedikit berkurang, menandakan bahwa pergerakan fluida magma menuju permukaan berkurang, meskipun masih berada di kedalaman dangkal. Meski begitu, PVMBG tetap mencatat aktivitas vulkanik dalam yang lebih dalam, meskipun intensitasnya menurun dibandingkan periode sebelumnya.
Selain itu, PVMBG juga mencatat bahwa getaran banjir berkurang, seiring dengan berkurangnya intensitas hujan di sekitar gunung. Namun, material yang terlepas akibat erupsi sebelumnya tetap ada di sekitar kawasan Gunung Lewotobi Laki-Laki, yang dapat menyebabkan terjadinya lahar ketika hujan lebat melanda, terutama di daerah-daerah yang terletak di sekitar sungai yang berhulu di puncak gunung tersebut.
Dengan tren aktivitas vulkanik yang menunjukkan penurunan, PVMBG tetap mengingatkan masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki untuk tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 4 km dari pusat erupsi dan 5 km di sektor barat daya hingga timur laut. Selain itu, masyarakat diharapkan waspada terhadap potensi banjir lahar hujan yang bisa terjadi di sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung, terutama jika hujan deras turun dalam waktu singkat.
Bagi mereka yang terdampak abu vulkanik, PVMBG juga menghimbau untuk mengenakan masker atau penutup hidung dan mulut sebagai langkah perlindungan dari bahaya abu vulkanik yang bisa memengaruhi sistem pernapasan.
Meskipun ada penurunan dalam aktivitas vulkanik, PVMBG mengingatkan bahwa potensi erupsi tetap ada dan bisa meningkat sewaktu-waktu. Oleh karena itu, masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki diminta untuk selalu waspada dan mengikuti petunjuk serta imbauan yang diberikan oleh pihak berwenang guna mengurangi risiko bencana.