JAKARTA – Teheran dan Tel Aviv kembali memanas setelah Iran meluncurkan sekitar 100 rudal hipersonik ke jantung ibu kota Israel, sebagai respons langsung terhadap serangan udara Israel ke Teheran sebelumnya.
Serangan ini menandai eskalasi besar dalam ketegangan antara dua musuh bebuyutan di Timur Tengah dan merupakan bagian dari operasi militer Iran yang diberi nama ‘True Promise 3’ atau Janji Sejati.
Pada Jumat malam (13/6) waktu setempat, sirene bahaya meraung di seluruh wilayah Tel Aviv, menyusul dentuman hebat yang mengguncang kota itu.
Meski sistem pertahanan udara Iron Dome milik Israel dikabarkan mampu mencegat sebagian rudal yang mengarah ke pusat kota, sejumlah misil dilaporkan berhasil menembus dan menghantam sasaran militer strategis di kawasan Tel Aviv.
Laporan dari tim medis darurat menyebutkan sedikitnya 21 warga mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.
Dua orang di antaranya mengalami cedera serius dan sempat terperangkap dalam reruntuhan sebuah bangunan di wilayah metropolitan Tel Aviv.
Tim penyelamat langsung diterjunkan untuk melakukan evakuasi dalam kondisi genting.
“Kami berhadapan dengan salah satu serangan paling intens dalam sejarah serangan lintas negara terhadap Israel,” ungkap seorang pejabat militer Israel yang enggan disebut namanya.
Operasi ‘True Promise 3’ Jadi Titik Balik
Serangan yang diklaim sebagai fase ketiga dari rangkaian ‘True Promise’ ini bukan sekadar balasan, tetapi juga sinyal politik dan militer bahwa Iran siap melakukan konfrontasi terbuka.
Iran belum mengungkapkan secara rinci lokasi peluncuran rudal-rudal hipersonik tersebut, namun dipastikan bahwa jenis misil yang digunakan memiliki kecepatan dan daya manuver tinggi yang sulit dicegat oleh pertahanan konvensional.
Iron Dome, sistem pertahanan kebanggaan Israel, kembali diuji dalam insiden ini. Meskipun berhasil mencegat sebagian besar ancaman, jebolnya beberapa rudal menandakan keterbatasan sistem tersebut dalam menghadapi teknologi rudal canggih seperti yang diluncurkan oleh Iran.
Kekhawatiran Internasional
Reaksi internasional pun bermunculan. Negara-negara Barat menyuarakan kekhawatiran atas potensi perang terbuka antara Iran dan Israel yang bisa mengguncang stabilitas kawasan.
PBB telah menyerukan agar kedua pihak menahan diri dan segera membuka jalur diplomasi guna mencegah eskalasi lebih lanjut.
Sementara itu, warga Tel Aviv menghabiskan malam dalam ketegangan.
Banyak yang memilih mengungsi ke tempat perlindungan bawah tanah, sementara aparat keamanan Israel meningkatkan patroli dan status siaga di sejumlah kota besar.***