JAKARTA – Indonesian Social Sustainability Forum (ISSF) menunjukkan komitmennya untuk mendukung program prioritas Pemerintah, Makan Bergizi Gratis (MBG), yang bertujuan mempercepat pembangunan desa dan daerah tertinggal. Dengan mengerahkan lebih dari 400 anggota perusahaan yang berada di bawah naungan ISSF, forum ini siap membantu memperkuat akselerasi program tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum ISSF, Sudarmanto, pada acara penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT). Sudarmanto menjelaskan bahwa kerjasama ini sangat strategis karena melibatkan berbagai stakeholder, termasuk Tentara Nasional Indonesia (TNI), Badan Gizi Nasional, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Kementerian Ekonomi Kreatif.
“Dengan memiliki lebih dari 400 anggota, sebagian besar perusahaan kami berada di berbagai daerah. Kami akan mendorong perusahaan-perusahaan tersebut untuk menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) mereka dalam mendukung program MBG, melalui program yang kreatif dan pemberdayaan,” kata Sudarmanto, dialnsir dari viva.
Dalam program MBG, petani dan peternak yang telah dibina oleh perusahaan akan dilibatkan. Sekretaris Jenderal ISSF, Nurul Iman, menambahkan bahwa pihaknya juga akan menggerakkan perusahaan-perusahaan anggota dari berbagai sektor untuk mendukung program tersebut, khususnya dalam upaya percepatan pembangunan di desa-desa tertinggal.
Lebih lanjut, Nurul Iman menjelaskan bahwa bantuan yang diberikan oleh korporasi tidak selalu berupa paket makanan lengkap, seperti nasi dan lauk-pauk. Bentuk dukungan bisa beragam, seperti penyediaan kantin sehat atau dapur sehat yang juga mendukung program MBG.
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto, menegaskan bahwa program MBG merupakan bagian dari cita-cita pembangunan desa. Menurutnya, dengan lebih dari 75.000 desa di Indonesia yang harus diberdayakan, kolaborasi dengan berbagai pihak sangat dibutuhkan agar dana desa sebesar Rp71 triliun dapat tersalurkan dengan tepat.
“Melalui kolaborasi ini, kami berharap akan tercipta desa-desa yang ramah lingkungan, berpotensi ekonomi, dan mendukung keberlanjutan, seperti desa wisata, desa padi, dan desa kreatif,” ujar Yandri.