KALSEL – Kalimantan Selatan (Kalsel) masih masuk dalam 10 besar provinsi dengan angka pernikahan anak tertinggi di Indonesia. Untuk mengatasi masalah ini, remaja diajak menjadi pelopor perubahan melalui Program Generasi Berencana (GenRe). Hal ini menjadi sorotan utama dalam Grand Final Apresiasi Duta GenRe Tingkat Provinsi Kalsel 2025 yang diselenggarakan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN di Gedung K.H. Idham Chalid, Banjarbaru, pada Minggu (10/8/2025).
Acara yang diresmikan oleh Gubernur Kalsel, H. Muhidin, melalui Sekretaris Daerah M. Syarifuddin, menjadi panggung untuk mengapresiasi peran aktif remaja dalam mendorong kehidupan sehat dan pencegahan pernikahan dini.
Program GenRe, yang telah berjalan sejak 2010, terus menjadi andalan BKKBN untuk membentuk generasi muda yang berkualitas menuju Indonesia Emas 2045.
“Duta Generasi Muda perlu memahami isu-isu yang berkaitan erat dengan kehidupan remaja, salah satunya pernikahan dini. Ini menyangkut masa depan pendidikan, ekonomi, hingga kesehatan generasi mendatang,” ujar Syarifuddin.
Data terbaru menunjukkan angka pernikahan anak di Kalsel turun dari 10,53 persen pada 2022 menjadi 8,74 persen pada 2023.
Meski menunjukkan kemajuan, posisi Kalsel di peringkat 10 besar nasional menegaskan urgensi tindakan nyata.
“Saya berharap Duta GenRe dapat menjadi sahabat pemerintah dalam mencegah perkawinan anak. Remaja lebih didengar oleh sesama remaja, maka suara kalian sangat penting,” tegas Syarifuddin.
Kepala Perwakilan BKKBN Kalsel, Farah Adibah, menegaskan bahwa grand final ini bukan sekadar ajang pemilihan duta, melainkan wadah untuk menampilkan kreativitas dan dedikasi remaja dalam pengabdian masyarakat.
“Penyiapan kehidupan berkeluarga adalah kunci utama, tidak hanya untuk menekan stunting, tapi juga membangun masa depan menuju Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.
Duta GenRe 2025 Siap Beraksi
Muhammad Ammar Raihan Prasetya dari Banjarmasin dan Wanda Masayu dari Kota Banjarbaru terpilih sebagai Duta GenRe Kalsel 2025. Mereka akan menjadi teladan bagi remaja selama setahun ke depan, dengan tugas meliputi penyuluhan anti-bullying, konseling sebaya, edukasi kesehatan reproduksi, dan kampanye pencegahan pernikahan dini.
Untuk memperkuat upaya ini, BKKBN terus menggencarkan program seperti Pusat Informasi Konseling (PIK) Remaja di sekolah, Bina Keluarga Remaja di desa, serta kolaborasi dengan tokoh masyarakat dan kepala daerah melalui inisiatif “Ayah Bunda GenRe”. Langkah ini diharapkan dapat menekan angka pernikahan anak dan membangun generasi yang lebih sehat dan produktif.





