JAKARTA – Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menyebutkan kedirgantaraan merupakan aspek terpenting bagi setiap negara. Hal tersebut diungkapkanya saat Seminar Nasional Kedirgantaraan yang digelar oleh National Air & Space Power Center of Indonesia (NASPCI) dan TNI AU.
Fadjar menyebutkan Sektor kedirgantaraan harus dikembangkan sebagai salah satu keunggulan negara dalam menghadapi persaingan global.
“Kedirgantaraan merupakan salah satu aspek penting bagi setiap negara, termasuk Indonesia, yang harus diberdayakan seoptimal mungkin guna memberikan competitive advantage bagi negara tersebut di tengah kondisi persaingan global,” katanya di Hotel Bidakara, Jaksel, Selasa (19/12/2023).
Fadjar melanjutkan pihaknya menitipkan pesan kepada seluruh jajaran agar memahami dengan baik tentang kedirgantaraan.
Pemahaman yang baik itu kemudian dieksekusi ke dalam kontribusi yang besar bagi Indonesia. “Oleh karena itu, pemahaman yang baik terhadap kedirgantaraan, yang ditindaklanjuti dengan perencanaan yang tepat, akan memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan suatu bangsa, termasuk dalam menjaga kedaulatan negara,” terangnya.
Fadjar mengatakan industri penerbangan kini semakin dilirik. Hal itu terbukti dengan meningkatnya investasi terhadap misi eksplorasi ruang angkasa yang mencapai USD 469 miliar di seluruh dunia, disusul kenaikan yang dialami industri kedirgantaraan Indonesia yang menyentuh angka USD 5.17 Miliar.
“Mengacu press release dari Space Foundation tahun 2022, investasi terhadap misi eksplorasi ruang angkasa dari berbagai negara pada tahun 2021, telah mencapai angka USD 469 miliar atau meningkat 9% dibandingkan tahun sebelumnya,” jelashya
“Sejalan dengan hal tersebut, ekonomi kedirgantaraan di Indonesia juga mengalami peningkatan hingga menyentuh angka USD 5,17 miliar pada tahun 2021, dan diproyeksikan terus meningkat hingga mendekati 300% pada jangka waktu 10 tahun ke depan,” tambahnya.
Pemerintah juga telah memprediksi terkait peningkatan jumlah penumpang udara di Indonesia sekitar 30% dari tahun ke tahun. Hal ini berpotensi membuat Indonesia menjadi pasar transportasi udara terbesar keenam di dunia pada 2034.