Kategori
Langkah Baru Menuju Perdamaian, Arab Saudi Dukung Pembentukan Negara Palestina
JAKARTA – Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengungkapkan sebuah rencana ambisius untuk mendirikan negara Palestina sebagai bagian dari upaya internasional yang lebih komprehensif.
Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi langkah penting dalam mengimplementasikan solusi dua negara, terutama sebagai respon terhadap berbagai kegagalan diplomatik yang telah terjadi selama bertahun-tahun.
Dalam sebuah konferensi yang melibatkan Liga Arab, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dan Norwegia, Pangeran Faisal menjelaskan bahwa pertemuan pertama aliansi global tersebut akan dilaksanakan di Riyadh. Menurut Josep Borrell, Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa, pertemuan berikutnya juga direncanakan di Riyadh dan Brussels.
Pangeran Faisal menekankan bahwa inisiatif ini merupakan usaha kolektif negara-negara Arab dan Eropa untuk meraih perdamaian yang adil.
“Kami berkomitmen untuk menciptakan rencana yang kredibel dan permanen demi mencapai gencatan senjata dan solusi dua negara,” katanya
Faisal juga mengingatkan pentingnya bekerja bersama untuk menghasilkan keputusan yang efektif, dengan fokus utama pada pembentukan negara Palestina yang merdeka.
Perang yang telah berlangsung sejak Oktober tahun lalu, dipicu oleh serangan Hamas, telah menyebabkan kehancuran besar di Jalur Gaza, dengan laporan lebih dari 41.000 korban jiwa. Pangeran Faisal menyebut kondisi ini sebagai bencana kemanusiaan yang parah, merujuk pada kejahatan yang dilakukan oleh Israel di berbagai lokasi, termasuk Tepi Barat dan Masjid Al-Aqsa.
Ia menegaskan bahwa hak untuk membela diri tidak dapat dijadikan alasan untuk tindakan yang merugikan warga sipil, termasuk pemindahan paksa dan kekerasan. Arab Saudi telah berulang kali menegaskan bahwa mereka tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tanpa pembentukan negara Palestina yang berdasarkan perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Sikap Israel yang menolak solusi dua negara, terutama dari pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, semakin mempersulit proses diplomasi ini. Putra Mahkota Mohammed bin Salman juga menyatakan bahwa tanpa negara Palestina, tidak akan ada pengakuan resmi terhadap Israel. “Kerajaan akan terus berupaya tanpa henti untuk mendirikan negara Palestina merdeka,” Tutup MBS.