JAKARTA – Anggota Komisi XI DPR, Galih Kartasasmita, menegaskan bahwa dirinya tidak pernah mengusulkan pembukaan kasino di Indonesia. Dalam pernyataannya, ia membantah keras tuduhan yang menyebut dirinya mendorong pemerintah untuk membuka kasino sebagai sumber pendapatan negara.
“Saya tidak pernah mengusulkan negara membuat kasino. Dengar baik-baik videonya. Yang saya sampaikan adalah agar pemerintah, melalui kementerian dan lembaga terkait, tidak terus-menerus bergantung pada sumber daya alam yang harganya fluktuatif,” tegasnya kepada Garuda.Tv, Rabu (14/5/2025).
Pernyataan ini merujuk pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Kementerian Keuangan, khususnya Direktorat Jenderal Pemasukan dan Anggaran. Dalam rapat tersebut, Galih menyoroti ketergantungan Indonesia pada komoditas sumber daya alam (SDA), baik migas maupun non-migas, yang menyumbang lebih dari 50% penerimaan negara. Ia mendorong pemerintah untuk berpikir kreatif dan mencari sumber Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) baru.
Dorong Pemikiran “Out of The Box”
Menurut Galih, Indonesia memiliki potensi besar di sektor pariwisata, kelautan, dan bidang lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan negara. Ia memberikan contoh pendekatan “out of the box” yang dilakukan beberapa negara, termasuk di kawasan Timur Tengah, yang mengembangkan resor wisata dengan konsep tertentu untuk menarik investasi asing.
“Sebagai contoh, ada negara yang membangun resor wisata di pulau tersendiri dengan investor asing, pekerja non-lokal, dan aturan ketat yang tidak melibatkan warga lokal dalam aktivitas tertentu. Itu adalah pemikiran kreatif, bukan usulan untuk Indonesia,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa pernyataannya hanya bertujuan memberikan ilustrasi, bukan mengusulkan hal serupa diterapkan di Indonesia. “Jadi, konteksnya harus dilihat dulu. Saya bicara soal kreativitas, bukan mengusulkan kasino,” tambahnya.
Fokus pada Digital dan AI
Galih juga mendorong pemerintah dan Badan Layanan Umum (BLU) untuk mengembangkan sektor digital dan kecerdasan buatan (AI) sebagai sumber pendapatan baru. Saat ini, BLU menyumbang sekitar 17% dari penerimaan negara, dan Galih melihat potensi besar untuk meningkatkan kontribusi sektor ini melalui inovasi.
“Kita harus cari kreativitas baru, misalnya di bidang digital atau AI, yang bisa memberikan dampak positif bagi perekonomian,” ujarnya.
Konteks Penting untuk Hindari Salah Paham
Galih meminta publik untuk memahami konteks penuh dari pernyataannya sebelum menarik kesimpulan. Ia menyesalkan adanya penafsiran keliru yang mengaitkan pernyataannya dengan usulan pembukaan kasino, yang bertentangan dengan nilai-nilai budaya dan agama di Indonesia.
“Dengar konteksnya, baru bicara. Saya hanya ingin kita semua, termasuk pemerintah, berpikir lebih kreatif untuk masa depan perekonomian Indonesia,” pungkas Galih.
Pernyataan ini diharapkan dapat menjernihkan polemik yang muncul di tengah diskusi tentang diversifikasi sumber pendapatan negara. Dengan potensi pariwisata, digital, dan sektor lainnya, Indonesia dinilai memiliki peluang besar untuk mengurangi ketergantungan pada SDA dan membangun ekonomi yang lebih berkelanjutan.