JAKARTA – Kurs rupiah pada penutupan perdagangan hari ini Senin (03/02/2025) melemah tajam terhadap dolar AS.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) anjlok setelah Presiden AS, Donald Trump, menandatangani perintah soal tarif dagang yang baru.
Di akhir perdagangan hari ini, berdasarkan data Bloomberg, rupiah berada di level Rp16.448 per dolar AS, melemah 143 poin atau 0,88 persen.
Ini merupakan level terendah rupiah dalam lima tahun terakhir, sejak masa pandemi Covid-19, menggambarkan dampak signifikan dari kebijakan perdagangan Trump yang baru.
Dikutip dari CNBC, penurunan tajam rupiah ini dipicu oleh keputusan Trump yang akhirnya memberlakukan tarif impor baru terhadap barang-barang dari Kanada, Meksiko, dan China.
Tarif yang direncanakan ini diharapkan berlaku mulai Selasa, 4 Februari 2025. Pada Sabtu (1/2/2025), Trump menandatangani perintah untuk mengenakan tarif sebesar 25% pada barang impor dari Meksiko dan Kanada, serta bea masuk 10% untuk produk China.
Selain itu, tarif sebesar 10% juga diterapkan pada sumber daya energi dari Kanada, dengan total nilai perdagangan antara AS dan ketiga negara tersebut mencapai US$ 1,6 triliun per tahun.
Trump telah lama menyuarakan tarif sebagai strategi untuk menegosiasikan kesepakatan yang lebih baik dengan mitra dagang AS. Ia juga menyatakan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk melindungi industri domestik dari persaingan luar negeri dan menghasilkan pendapatan tambahan.
“Ini adalah murni kebijakan ekonomi,” kata Trump dalam wawancaranya di Ruang Oval pada Jumat lalu.
Namun, kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan ekonom yang khawatir dapat memicu inflasi di saat tekanan harga mulai mereda.
Sementara itu, beberapa mata uang kawasan juga melemah tajam. Tercatat dolar Taiwan terparah melemah 1,18 persen, baht Thailand turun 0,91 persen, won Korea turun 0,82 persen dan dolar Singapura melemah 0,66 persen.***