JAKARTA – Banyak yang sudah mengetahui bahwa membaca memiliki banyak manfaat. Aktivitas sederhana ini memberikan dampak luar biasa bagi otak dan tubuh kita.
Selain menjadi cara mengatasi waktu luang, membaca buku ternyata dapat meningkatkan fungsi otak, memperbaiki daya ingat, dan menjaga otak tetap aktif seiring bertambahnya usia. Kebiasaan membaca secara rutin juga dapat mengurangi risiko Alzheimer.
Dengan berbagai manfaat tersebut, buku memang seakan menjadi jendela menuju dunia yang lebih cerdas. Namun, pertanyaan penting yang kini muncul adalah apakah semua bentuk membaca memberikan manfaat yang sama?
Perbandingan Buku Kertas dan E-Reader
Pada zaman modern ini, kita sering dihadapkan pada pilihan antara buku kertas dan e-reader. Buku kertas menawarkan daya tarik tersendiri, dengan sensasi sentuhan kertas, aroma tinta yang khas, dan kenyamanan membuka halaman demi halaman.
Sementara itu, e-reader lebih praktis, memungkinkan kita membawa banyak buku dalam satu perangkat. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa untuk memperoleh manfaat optimal bagi kesehatan otak, buku kertas lebih unggul.
Membaca untuk Menjaga Otak dan Memori
Buku bukan sekadar hiburan atau informasi, melainkan juga alat yang efektif untuk melatih otak. Membaca secara teratur dapat memperlambat penurunan fungsi memori seiring bertambahnya usia.
Penelitian dari Universitas Emory di Atlanta mengungkapkan bahwa membaca novel yang menarik dapat merangsang konektivitas otak dan memicu perubahan dalam cara otak kita terhubung. Menariknya, perubahan ini dapat bertahan hingga lima hari setelah membaca.
Sebuah studi dari Universitas Stavanger, Norwegia, juga mengungkapkan bahwa orang yang membaca menggunakan e-reader, seperti Kindle, cenderung memiliki ingatan yang lebih buruk tentang urutan kejadian dalam cerita dibandingkan mereka yang membaca buku cetak. Hal ini bisa dijelaskan karena keterlibatan indra saat membaca menggunakan e-reader cenderung lebih sedikit.
Buku cetak, di sisi lain, melibatkan lebih banyak indra, seperti sentuhan dan penglihatan, yang membantu otak membangun gambaran mental yang lebih jelas. Sensasi membalik halaman juga memberikan rasa kemajuan yang mendalam, serta memudahkan kita untuk kembali ke halaman sebelumnya untuk mengulang informasi, yang berdampak pada peningkatan daya ingat jangka panjang.
Selain itu, membaca buku juga memberikan manfaat untuk kualitas tidur. Di tengah ketergantungan kita pada perangkat digital, kita sering kali lupa bahwa melepaskan diri dari layar sebelum tidur sangat penting. Cahaya biru yang dipancarkan oleh ponsel, komputer, dan tablet dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur, sehingga kualitas tidur pun terganggu.
Membaca buku cetak, tanpa gangguan cahaya biru, dapat memberikan sinyal bagi tubuh untuk mempersiapkan diri tidur. Aktivitas ini memberi efek menenangkan yang dapat membantu kita tidur lebih nyenyak. Dr. Nick Patel, seorang spesialis paru, menyarankan untuk menghindari perangkat digital setidaknya 30 menit sebelum tidur. Dengan memberi waktu untuk membaca buku cetak, kita bisa merasakan manfaat relaksasi dan tidur yang lebih berkualitas.
Membaca Lambat: Ritual Menenangkan untuk Otak
Selain itu, ada tren baru yang menarik perhatian peneliti, yaitu “membaca lambat.” Ini bukan tentang memperlambat kecepatan membaca, melainkan menikmati waktu membaca dengan fokus tanpa gangguan teknologi. Membaca tanpa distraksi selama 30 hingga 45 menit setiap hari dapat melibatkan otak secara maksimal, mengurangi stres, dan meningkatkan konsentrasi. Hal ini menjadi cara yang efektif untuk menjaga kesehatan otak dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.




