JAKARTA – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof. Abdul Mu’ti mengungkapkan bahwa masih banyak desa di Indonesia yang belum memiliki fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Hal tersebut disampaikan dalam audiensi dengan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT), Yandri Susanto yang berlangsung di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Kamis (16/1).
“(Saat ini) kondisinya masih banyak desa yang tidak ada PAUD. Padahal PAUD itu sebagai pondasi pendidikan karakter seperti di banyak negara,” ujar Prof. Mu’ti, seperti dikutip dari MI pada Jumat (17/1).
Menanggapi hal tersebut, kedua kementerian sepakat untuk merumuskan rencana strategis guna memajukan PAUD di desa. Salah satu langkah yang akan diambil adalah penyusunan Memorandum of Understanding (MoU) yang mencakup beberapa aspek penting, seperti pendirian Taman Kanak-Kanak (TK), peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui rekrutmen relawan pendidikan dari kalangan muda, serta pengadaan pelatihan.
Prof. Mu’ti menambahkan bahwa revitalisasi PAUD juga akan dilakukan di desa-desa yang sudah memiliki fasilitas tesebut, meski tidak harus berbentuk sekolah negeri, mengingat sebagian besar PAUD dikelola oleh sektor swasta.
Di sisi lain, Menteri Desa Yandri Susanto mengakui bahwa meskipun pembangunan PAUD dapat dilakukan, masalah utama yang dihadapi desa adalah kekurangan SDM pengajar. “Kita bisa membangun, tapi biasanya problem-nya tidak ada SDM guru,” ujar Yandri.
Yandri juga menyatakan kesepakatan untuk melakukan sinkronisasi data PAUD antara Kemendes PDT dan Kemendikdasmen guna menentukan prioritas pembangunan PAUD di desa. Kedua kementerian merencanakan peluncuran MoU tersebut dalam acara Festival Bangun Desa Bangun Pendidikan.