RAFAH, MESIR – Pemerintah Mesir memblokir ratusan aktivis yang berusaha membawa bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza melalui perbatasan Rafah. Penghentian konvoi ini memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah yang sudah terdampak konflik berkepanjangan.
Mesir Cegah Konvoi Bantuan di Rafah
Otoritas Mesir mencegah ratusan aktivis internasional dan lokal menyeberang ke Gaza dengan membawa pasokan penting seperti makanan obat-obatan dan kebutuhan medis bagi warga Gaza. Perbatasan Rafah yang menjadi satu-satunya jalur utama bantuan kemanusiaan kerap mengalami ketegangan yang berujung pada penutupan akses.
Kekecewaan Aktivis atas Tindakan Mesir
Para aktivis menyatakan kekecewaan atas keputusan tersebut. Ahmad Al-Najjar salah satu aktivis mengatakan “Kami datang dengan niat tulus untuk membantu saudara-saudara kami di Gaza tetapi kami dihentikan tanpa alasan yang jelas” seperti dikutip.
Mesir berdalih tindakan ini untuk menjaga keamanan perbatasan yang sering menjadi titik konflik. Namun aktivis menilai alasan itu tidak cukup mengingat kebutuhan warga Gaza yang sangat mendesak.
Krisis Kemanusiaan di Gaza Makin Memprihatinkan
Lebih dari 2 juta warga Gaza menghadapi kelaparan dan kekurangan layanan kesehatan. Perbatasan Rafah menjadi harapan utama masuknya bantuan namun sering terkendala oleh faktor politik dan keamanan.
Organisasi kemanusiaan internasional mendesak Mesir membuka akses penuh. Seorang juru bicara organisasi menyatakan “Setiap penundaan bantuan berarti memperpanjang penderitaan rakyat Gaza.”
Tanggapan Komunitas Internasional
Situasi ini mendapat sorotan global dengan berbagai negara dan organisasi internasional menyerukan dialog mencari solusi. Media internasional termasuk Al Jazeera melaporkan konvoi masih tertahan di sisi Mesir menunggu izin melanjutkan misi.
Hingga kini belum ada pernyataan resmi pemerintah Mesir terkait nasib aktivis dan bantuan. Situasi perbatasan Rafah terus dipantau demi harapan penyelesaian krisis kemanusiaan di Gaza.