JAKARTA – Menteri Komunikasi dan Digitalisasi (Menkomdigi) Meutya Hafid menegaskan pentingnya menjaga ruang digital Indonesia dari ancaman konten berbahaya di tengah derasnya arus digitalisasi.
Dalam peringatan Hari Kesaktian Pancasila bertajuk ‘Indonesia Kita Spesial: Merajut Kebangsaan’ yang digelar Garuda TV di Cattleya Hall, Wisma Serbaguna, Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 1 Oktober 2025, Meutya menekankan bahwa transformasi digital memang membawa banyak kemudahan sekaligus tantangan serius.
Menurutnya, pemanfaatan teknologi digital telah membuka lapangan kerja baru, termasuk lewat aplikasi transportasi online yang memberdayakan jutaan anak bangsa.
“Tapi di saat yang bersamaan untuk media masa, kita memiliki tantangan yang juga tidak mudah,” tegasnya.
Ia menyoroti maraknya konten bermuatan negatif di internet, mulai dari judi online, pornografi, hoaks, disinformasi, hingga provokasi yang berpotensi merusak persatuan bangsa.
“Sejak 20 Oktober (2024) hingga kini, Kementerian Komunikasi dan Digitalisasi telah melakukan moderasi dengan menutup 2.916.867 situs negatif yang beredar di dunia maya,” tuturnya.
Langkah tersebut, kata Meutya, merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk memastikan ruang digital Indonesia tetap sehat, aman, dan bisa menjadi media pemersatu bangsa.
Namun ia mengingatkan, tantangan semakin berat karena 220 juta penduduk Indonesia atau 80 persen populasi kini sudah terhubung ke internet, menjadikan negeri ini sebagai salah satu negara dengan jumlah pengguna online terbesar di dunia.
“Tanggung jawab itu, tidak mungkin hanya dipikul pemerintah, melainkan harus menjadi gerakan bersama seluruh elemen bangsa,” lanjut.
Hari itu ia mengapresiasi peran media, khususnya Garuda TV, yang ikut memberikan literasi digital serta pencerahan kepada masyarakat, terutama generasi muda.
“Anak muda, khususnya Gen Z, diharapkan menjadi garda depan melawan hoaks, judi online, dan disinformasi, serta tetap menjadikan media konvensional sebagai rujukan informasi terpercaya,” tambah Meutia.
Lebih lanjut, Meutya menilai peran televisi nasional tetap krusial dalam memperkuat persatuan dan mencerdaskan masyarakat di tengah derasnya perkembangan teknologi digital.
Ia pun yakin media televisi, akan terus konsisten menghadirkan tayangan yang sesuai dengan regulasi penyiaran, mengedukasi, sekaligus menjaga nilai kebangsaan.***





