JAKARTA – Air es kerap menjadi pilihan instan untuk meredakan sensasi pedas setelah menyantap makanan bercita rasa tinggi. Namun, tahukan Anda bahwa kebiasaan ini justru bisa menimbulkan sejumlah risiko kesehatan?
Alih-alih meredakan, air es ternyata dapat memperparah sensasi pedas dan berdampak negatif pada sistem pencernaan. Berikut penjelasannya:
Risiko Minum Air Es Saat Kepedasan
- Sensasi Pedas Justru Meningkat
Air es tidak mampu melarutkan senyawa capsaicin—zat aktif dalam cabai yang menyebabkan rasa pedas. Sebaliknya, suhu dingin justru membuat senyawa ini tetap menempel di lidah, memperpanjang rasa terbakar. - Gangguan Pencernaan
Air dingin dapat menyempitkan pembuluh darah di saluran cerna, memperlambat proses pencernaan, dan berpotensi mengiritasi lapisan lambung. - Radang Tenggorokan
Perbedaan suhu ekstrem antara makanan pedas dan air es bisa memicu iritasi pada tenggorokan, meningkatkan risiko peradangan dan rasa tidak nyaman. - Penyerapan Nutrisi Terganggu
Suhu dingin dapat memperlambat kerja enzim pencernaan dan mengganggu proses penyerapan nutrisi di usus halus. - Risiko Batuk dan Ketegangan Tenggorokan
Ketegangan otot di area tenggorokan akibat suhu dingin bisa memicu batuk atau memperparah kondisi tenggorokan yang sensitif.
Alternatif Aman untuk Redakan Pedas
- Susu atau Yogurt
Kandungan lemak dan protein dalam susu efektif melarutkan capsaicin, meredakan pedas lebih cepat. - Karbohidrat Kompleks
Makanan seperti roti atau nasi bisa menyerap senyawa pedas dan menetralkan rasa di mulut. - Buah atau Sayuran Manis
Pisang, mentimun, atau semangka dapat memberikan efek menenangkan dan menyegarkan. - Teh Hangat
Minuman hangat membantu menyeimbangkan suhu tubuh dan meredakan iritasi tanpa efek samping dari air es.
Meski terdengar menyegarkan, air es bukan solusi terbaik untuk mengatasi kepedasan. Pilihlah cara yang lebih aman dan efektif agar tubuh tetap nyaman. Jika sensasi pedas terasa berlebihan atau menimbulkan keluhan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau tenaga medis.