JAKARTA – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding mengungkapkan modus yang dilakukan oleh calo pekerja migran ilegal di Bogor, Jawa Barat. Calo tersebut menjanjikan uang muka sebesar Rp9 juta untuk menarik korban menggunakan jalur ilegal. Namun, sebelum pemberangkatan ke Uni Emirat Arab (UEA), korban hanya menerima Rp2 juta.
“Dia diiming-imingi, dia misalnya untuk berangkat bekerja, lalu mau dikasih uang Rp9 juta ternyata nggak dikasih-kasih, hanya Rp2 juta,” ujar Karding kepada wartawan usai mengunjungi Shelter PMI Tangerang, Banten, Kamis (26/12/2024).
Karding juga mengungkapkan bahwa para calo mengambil semua paspor korban, yang diduga akan dipalsukan identitasnya.
“Yang saya khawatir, saya menduga ini dipakai untuk buat paspor palsu. Beda nama sedikit, beda foto sedikit. Kayak gitu-gitu tuh,” tambahnya.
Korban-korban ini mengaku tidak menyadari penipuan yang terjadi karena mereka percaya bahwa calo tersebut bekerja untuk lembaga resmi.
“Ngakunya ada lembaganya, tapi sampai di ujung enggak ada lembaganya, enggak ditemukan lembaganya. Bisa jadi tuh lembaga, tapi model operasinya memang ilegal ya,” jelas Karding.
Menurut Karding, modus para calo ini sangat terorganisir dan meyakinkan korban untuk berangkat dengan jalur ilegal yang lebih cepat dibanding prosedur resmi.
“Kalau ini kan, ‘udahlah kamu kan udah pernah bekerja di Arab, udah sama aja ini. Ini gajimu lebih tinggi daripada di Arab’, gitu lah misalnya. Kamu cepat berangkat, enggak perlu ribet, enggak perlu macam-macam. Udah, pokoknya cuma 2-3 hari udah berangkat, gitu lah,” terang Karding.
Dua orang yang diduga sebagai calo telah ditangkap di Bogor saat mereka berusaha memberangkatkan pekerja migran ke Dubai, UEA. Penangkapan dilakukan pada Selasa (24/12) malam di sebuah apartemen, dan saat ini kasus ini ditangani oleh Tim Reaksi Cepat KPPMI bekerja sama dengan Polsek Tanah Sareal Polres Bogor Kota.