BERLIN – .Tim dokter dari Rumah Sakit Chartie, Berlin menyatakan bahwa pemimpin oposisi Rusia, Alexei Nayalny diduga telah dracuni dengan zat yang bia mempengaruhi sistem saraf pusat. Pernyataan yang dikeluarkan tim dokter Charite merupakan pembuktian medis pertama, dengan begitu berarti ada kemungkinan bahwa kritikus Kremlin itu menjadi objek percobaan pembunuh.
Mereka menyebutkan Navalny terkena kontaminasi dari inhibitor kolinesterase yang bisa memblokir enzim fungsi sistem saraf serta dapat digunakan sebagai obat untuk meringankan gejala Alzhemier.
“Prognosis Alexei Navalny masih belum jelas, kemungkinan efek jangka panjang, terutama yang mempengaruhi sistem saraf. Ini tidak dapat dikesampingkan,” ucap tim dokter rumah sakit Charite.
Hamish de Bretton-Gordon, seorang ahli senjata kimia dan biologi mengungkapkan dengan ditemukannya kadar kolinesterase ini menunjukan bahwa Navalny kemungkinan sudah diracuni dengan zat yang bisa menyerang saraf.
penggunaan zat ini juga pernah digunakan untuk meracuni salah satu kritikus Kremlin lainnya pada tahun 2018 lalu yakni Sergei Skripal yang diracun menggunakan zat saraf novichok.
Rumah sakit Charite menjelaskan saat ini Navalny tengah berusaha dipulihkan dengan obat penawar atropin. Obat ini merupakan obat yang sama saat digunakan oleh dokter Inggris untuk merawat Sergei Skripal dahulu saat diracuni.
Kanselir Jerman, Angela Merkel menyerukan kepada Rusia untuk menyelidiki kasus dugaan racun yang dialami Navalny ini. Selain itu Jerman juga meminta tangjung jawab dari para pelaku.
Para pendukung Navalny yakin Kremlin merupakan dalang dibalik peritiwa ini. Sekutu Angkatan Laut, Lyubov Sobol mengungkapkan bahwa zat serangga semacam ini merupakan ciri khas Kremlin. Ia percaya serangan ini diketahui oleh Presiden Vladimir Putin.