BOGOR – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dan Belanda membuka peluang untuk kerja sama di bidang wisata sejarah, sebuah langkah strategis yang terlihat dari kunjungan spesial Duta Besar (Dubes) Belanda untuk Indonesia, H.E. Marc Gerritsen, beberapa waktu lalu di Plaza Balai Kota Bogor.
Dalam pertemuan itu, Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyatakan bahwa kedatangan H.E. Marc Gerritsen merupakan sebuah kehormatan bagi Kota Bogor. Kota ini memiliki banyak situs bersejarah yang erat kaitannya dengan Belanda, seperti Istana Bogor, bangunan era kolonial, dan berbagai situs warisan budaya yang potensial menjadi daya tarik wisata utama.
“Saya menyampaikan rasa hormat dan bangga atas kedatangan Dubes ke Kota Bogor. Kami ingin belajar dan berbagi pengalaman dalam upaya kami menjadikan Bogor lebih hijau, inklusif, dan berdaya saing global,” ujar Dedie, dilansir dari MI, Selasa (1/4/2025).
Lebih lanjut, Dedie berharap Kota Bogor dapat mengembangkan program wisata sejarah yang melibatkan pertukaran budaya, penelitian bersama, serta promosi pariwisata yang lebih luas antara Bogor dan kota-kota di Belanda. Kerja sama ini tidak hanya akan memperkuat hubungan historis kedua negara, tetapi juga memberikan dampak ekonomi positif melalui sektor pariwisata.
“Semoga pertemuan ini menghasilkan ide-ide baru yang bermanfaat untuk hubungan dan kerja sama antara Bogor dan Belanda,” harap Dedie.
Selain itu, ia menambahkan bahwa Kota Bogor terbuka untuk kolaborasi lebih lanjut dengan kota-kota di Belanda dalam berbagai sektor, seperti pengelolaan air, transportasi ramah lingkungan, dan pengembangan kota pintar. Dedie juga menyadari keunggulan banyak kota di Belanda dalam pembangunan berkelanjutan.
“Semoga kunjungan ini dapat mempererat persahabatan yang telah terjalin selama bertahun-tahun antara kedua belah pihak, dan kami berharap dapat bekerja sama lebih lanjut di masa mendatang,” tambahnya.
Sejarah panjang hubungan antara Kota Bogor dan Belanda, salah satunya tercermin melalui Kebun Raya Bogor (KRB) yang didirikan pada 1817 oleh Prof. Caspar Georg Carl Reinwardt. KRB tak hanya menjadi pusat konservasi dan penelitian botani, tetapi juga destinasi wisata ilmiah yang mempererat hubungan akademis antara Indonesia dan Belanda. Potensi KRB sebagai pusat penelitian dan kerja sama di bidang keanekaragaman hayati, khususnya dengan lembaga-lembaga di Belanda, diharapkan terus berkembang.
Sebagai informasi tambahan, Dedie mengajak H.E. Marc Gerritsen untuk melihat deretan foto para pemimpin Kota Bogor sejak dahulu hingga kini, serta menjelaskan sedikit mengenai arsitektur Belanda pada Kantor Balai Kota Bogor. Turut hadir dalam pertemuan tersebut Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida), Rudy Mashudi, serta beberapa perwakilan perangkat daerah.